Bandar Lampung ( Duta Lampung Online)- Dugaan kasus korupsi pembangunan gedung perpustakaan moderen, milik Dinas Cipta Karya dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Provinsi Lampung, semakin nyata. Diduga kuat pihak PT Manggala Wira Utama telah korupsi pengadaan matrial bangunan, sehingga bisa merugikan keuangan negara ratusan juta rupiah.
Berdasarkan penelusuran oleh kantor Redaksi Media Pena Berlian Online serta data yang diperoleh, pihak PT. Manggala Wira Utama, melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan modern tidak sesuai dengan aturan. Pasalnya bannyak matrial bangunan yang diduga kuat tidak sesuai dengan spek atau RAB yang ada.Seperti contohnya,berdasarkan RAB yang ada seharusnya untuk pengadaan besi baja batang tiang kolom menggunakan ukuran, 400.400.1321, namun pihak pemborong hannya menggunakan ukuran, 400.400.1319. Berdasarkan harga pasaran untuk besi baja jenis tersebut, 1 kg X 1 B X 2064 kg X Rp15.500 jumlah perbatangnya yakni, Rp31.992.000/batang. Jika dikalikan sebanyak 79 tiang kolom jumlah total, Rp 842.456.000.
Namun berdasarkan investigasi dilapangan pihak pemborong hannya menggunakan besi tiang kolom dengan ukuran 400.400.1319. Sehingga bisa kita pastikan pada pekerjaan tersebut terdapat selisih harga besi kolom pada K1 dan K2 dengan ketentuan RAB sejumlah 79 batang tiang kolom, menggunakan bahan baja ketebalan 3mm X2=6mm, dengan asumsi baja H Beam kolom 6.120,29 kg, dikali nilai harga baja pada satuan analisa terpakai sejumlah 28.000/kg maka ditemukan jumlah total Rp.171.368.120. Belum lagi untuk biaya terhadap upah pekerja.
Selain itu, berdasarkan data yang ada, bangunan gedung perpustakaan modern juga seharusnya menggunakan lisplang, namun lagi-lagi pihak PT.Manggala Wira Utama tidak merealisasikan pekerjaan tersebut, diduga kuat fiktif. Sehingga akibat pengadaan matrial bangunan tersebut negara mengalami kerugian sekitar Rp12.500 ribu. Dengan asumsi 5m3 X 2.500 sehingga jumlah total Rp12.500 ribu.
Hal yang sama terjadi pula pada pengadaan matrial pekerjaan pondasi bor file sebannyak 265 buah. Diduga kuat pekerjaan tersebut kurang kedalamannya, karena jika dilihat dilokasi bangunan nampak jelas kondisi pondasi dasar tanah berbatu.
Sementara itu, berdasarkan hasil investigasi pihak PT. Manggala Wira Utama, terkesan main akal-akalan dalam mengerjakan proyek tersebut. Pasalnya informasi yang diperoleh pekerjaan tahap pertama sudah di PHO, Namun pada kennyataan dilapangan bannyak baut pada sambungan baja bangunan yang belum terpasang. Namun anehnya pekerjaan tersebut diduga kuat masuk dalam pekerjaan perawatan.
Sebab, berdasarkan hasil pantauan pula, pihak PT. Manggala Wira Utama di bawah pengawasan team dinas dan beberapa pkerja saat ini nampak sibuk memasang baut yang belum terpasang pada Tahun 2018 lalu. Padahal pada tahun 2018 lalu pekerjaan tahap satu sudah dinyatakan selesai 100 %.
Salah seorang pengawas pekerja bangunan saat dikonfirmasi membenarkan jika ada pekerjaan yang belum selesai. Dia juga mengakui jika volume matrial bangunan tiang kolom baja tidak sesuai dengan RAB yang ada. Namun dia berkilah jika pekerjaan tersebut akan dialihkan dengan pekerjaan lainnya atau CCO.
“Lagi masangin baut yang banyak belum dipasang dan perbaikan pengelasan pada balokan, serta nambal sloff yang retak atau merongga dari pondasi,”ujar salah satu pengawas bangunan, pada beberapa waktu lalu.(Nizar).