LIWA, Duta Lampung Online – Geliat pembangunan kota Liwa sebagai ibukota Kabupaten Lampung Barat kian terasa meski secara fisik pembangunan masih terkesan lambat. Tidak tampak pembangunan yang mencolok sejak beberapa tahun belakangan ini. Pembangunannya datar hanya terkesan bongkar pasang. Justru yang terlihat adalah kesan semraut dan tidak ada penataan yang menarik sebagai pusat ibukota kabupaten.
Padahal dari tampilan wajah ibukota ini akan menyiratkan berbagai kesan, antara lain sebagai cerminan dari Pemerintah Daerah setempat, cerminan dari kehidupan masyarakat diwilayah tersebut dan cerminan dari keberhasilan program pembangunannya selama ini. Pada satu sisi Pemertintah Daerah mengklaim bahwa keberhasilan pembangunannya telah menghantarkan masyarakat menuju kehidupan yang layak dan sejahtera, sementara penataan ibukotanya terkesan seperti hidup segan mati tak mau.
Begitu pula Pemerintah mengklaim bahwa kehidupan masyarakatnya sudah tergolong cukup sejahtera, akan tetapi Pemerintah belum berhasil mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan, contohnya kepatuhan dalam membayar pajak untuk pembangunan masih lemah dan ini terbukti masyarakatnya tidak mampu untuk membedaki wajah ibukotanya, supaya terlihat cantik dan menawan.
Saat wartawan Duta Lampung Online bertandang ke daerah ini, terlihat berjarak 20 meter dari Tugu Kayu Ara yang berada tepat di jantung kota Liwa, masih terpampang banner foto mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP yang tampak robek dan kusam diterpa hujan dan panas.Dibawah gambar tersebut teronggok tumpukan sampah berkarung-karung, padahal seluruh pejabat yang ada di kota itu pasti setiap hari melewati jalan itu karena posisinya berada di sebelah kiri dari arah Bandar Lampung, dan hanya berjarak 20 meter dari bundaran tugu.
Salah seorang warga Liwa, Kardi (32) yang sempat diajak berbincang, mengatakan bahwa memang Kota Liwa sepertinya tidak pantas dijadikan sebagai Kota Kabupaten, penataan tata ruangnya masih semraut. Kepala Daerah sudah beberapa kali berganti, tapi hingga saat sekarang Kota Liwa masih seperti pada saat definitif menjadi kabupaten tersendiri dan terlepas dari Kabupaten induk Lampung Utara.
Tanggapan senada juga disampaikan Pijon (45) yang mengatakan mungkin sebaiknya Pemerintah menjadikan Kota Liwa selain sebagai Ibukota Kabupaten juga dibangun sebagai Kawasan Wisata sehingga terintegrasi dengan kawasan wisata kabupaten Pesisir Barat. Untuk mewujudkan ini Pemerintah mungkin bisa menggandeng pihak swasta untuk investasi bidang perhotelah yang bertaraf kelas bintang dan pembangunan pasar modern juga dibutuhkan, selain pelestarian pasar tradisional.(Yd@)