Situs Candi Bojong Menje Cangkuang Rancaekek Terbengkalai

0
96

(Duta Lampung Online)-Keberadaan Situs Candi Bojong Menje yang terletak di Kp. Bojong Menje RT 1 RW 2 Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek kondisinya kini tidak terurus.

Berdasarkan pantauan Tim media ke lokasi batu-batu candi untuk sementara dipindahkan karena sebelumnya dilakukan pemugaran berupa pembuatan dinding pembatas dan resapan agar situs tidak tergenang air.

Ahmad selaku kuncen Situs Candi mengatakan, pemugaran dilakukan pada tahun 2004, sempat terhenti tanpa alasan jelas. Padahal, situs candi ini adalah cagar budaya yang langka dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

“Situs sejarah dulu dicari-cari, tapi setelah ketemu malah dibiarkan begitu saja, situs ini kan bagian dari kekayaan sejarah Indonesia”, kata Ahmad kepada Tim media dilokasi Situs Bojong Menje, Saptu (2I mei 2022).

Dirinya menilai, seharusnya pemerintah serius dalam melindungi cagar budaya. Sehingga, membangkitkan kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

Ahmad memaparkan, sebetulnya banyak kebutuhan dalam pemeliharaan dilingkungan situs seperti, kekurangan peralatan untuk memperbaiki pagar yang sudah rusak. Bahkan, kerap kali terjadi banjir jika musim hujan.

Dirinya mengaku, keluhan ini sudah disampaikan kepada pemerintah baik desa maupun Pemkab Bandung. Namun sampai sekarang belum ada tanggapan berarti.

“Entah kenapa, mungkin pemerintah tidak memperdulikan situs ini”,cetus dia.

Ahmad berharap, ada sikap yang jelas dari pemerintah, terkait persoalan situs ini. Terlebih pihaknya menunggu kejelasan.

Warga setempat mengatakan, pada awalnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan situs ini sangat baik. Namun, pemerintah seolah-olah lepas tangan.
“Situs ini ditemukan tahun 2002 oleh warga, tahun 2004 baru ada perhatian dari pemerintah, setelah itu hingga saat ini ngga ada perhatian”

pemerintah bisa secara bertahap dalam memperhatikan kelestarian cagar budaya situs candi bojong menje ini. Sehingga, bentuk dari Candi ini bisa di rekontruksi dengan melakaukan penyusunan ulang batu-batu dan arca yang saat ini masih berserakan.

“Ini kan jangan dibiarkan begini saja, harus disusun dan di rekontruksi ulang dengan begitu mamtimya bisa menjadi pembelajaran sejarah kebudayaan,”tutup dia. (Hilmi Aby)