Tanggamus, -(Duta Lampung Online)- Setelah purna jabatan sebagi kepala Pekon Ulu Semong Bahsan, mulai terkuak dugaan penyalahgunaan kedudukan dan kurang adanya ketransparanan dalam melaksanakan tugasnya.
Hal tersebut di sampaikan Harinda PJ kakon setempat disela-sela menyambut kunjungan Bupati.
“Benar secara resmi saya selaku PJ belum serah terima jabatan, dan saya merasa kurang di hargai terlihat salah satu kaur akan menggunakan ambulance asal maen comot tanpa permisi, saya menunggu itikat baiknya,ujarnya (Rabu, 23/2/22).
Di tempat terpisah Suwito (ketua BHP/BPD)bhp mengatakan sejak dirinya dan 4 anggota lainya di nyatakan sebagai BHP belum pernah menerima ataupun melihat SK nya.
“Terus terang saja pak dan di tanya siapa saja jawaban saya sama tidak akan berubah karena memang itu faktanya, bahwa sejak pak Bahsan dilantik saya hanya meneruskan sebagai ketuanya dan sampai purna jabatan saya belum pernah melihat SK kami BHP,” ungkapnya.
Pihaknya sering menanyakan keberada SK tersebut selalu mendapat jawaban yang tidak jelas.
” Katanya SK nya ada di kecamatan, di tanya disana sudah ada di pekon jadi males mo nanyain lagi, setelah kami selesai tugas baru kali ini saya memegang SK, karena persiapan tahapan pilkakon kami di angkat kembali,” jelasnya
Saat awak media menanyakan terkait tugas dan kewenangan BHP, Suwito menjawab seraya mencibir.
” Wong SK aja gak diperlihatkan apalagi kopian RAB pekon pak, padahal modal kami melakukan pengawasan adalah RAB tersebut, sementara kalau kami tidak mempunyai itu bagaimana kami melakukan pengawasan penggunaan dana desa pak,” tuturnya.
Tambahnya “fungsi kami yang nampak adalah sewktu kami menyelenggarakan musdes, setelah kami menentukan skala prioritas kami di tinggal dan tidak tahu apa-apa lagi, saat akan pengajuan RAB maupun SPJ pihak pekon tidak memberi kami kesempatan membaca dengan alasan buru-buru akan segera di bawa ke kecamatan,”
Bahkan saat pelaporan pertanggungjawaban Suwito tidak pernah di mintai tandatangan dan pengecapan.
” Nah itu pak merekakan punya stempel BHP mungkin saya hanya di paraf saja, sementara selama ini saya menanyakan kopian RAB tapi selalu si jawab oleh bendahara semua ada di laptop,” .
Suwito berharap dalam kepemimpinan PJ ini semua dapat di ubah.
” Saya berharap ada perubahan di masa kepemimpinan PJ ini kami BHP jangan lagi di anggap boneka atau sebagai formalitas saja dan kedepan akan lebih maju dan berkembang,” pungkasnya.
Sementara menurut informasi warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan
” sudah banyak pemberitaan oleh media online maupun striming terkait matan kakon Bahsan namun belum mendapat tanggapan dari pemerintah. Gak tau ada apa semua ini sementara kami tidak mau di bodohi lagi, kami pengen pekon kami lebih maju kedepannya,” ujarnya. (Romli)