Tanggamus ( Duta Lampung Online ) SDN 3 Pasar Madang, Kota Agung, Tanggamus kondisinya kian mengkhawatirkan akibat hantaman ombak dan rob.
Menurut Darwin, warga setempat, kondisi sekolah tersebut semakin lama kian terancam.
Hal itu akibat abrasi yang terjadi dan terus mengikis bibir pantai.
Kini jarak antara bangunan sekolah dengan laut hanya delapan meter saat kondisi laut surut.
Namun saat pasang ombak bisa mengenai dinding bangunan ruang kelas yang paling dekat dengan laut.
“Mulai tahun ini yang bahaya sekali, sebab dulu masih ada rumah warga. Terus karena ombak besar rumah-rumah warga pindah, jadi sekarang ombak tidak ada lagi penghalangnya,” ujar Darwin, Selasa (9/11/2021).
Ia menambahkan, sekarang ini musim hujan dan sekaligus musim rob, dan ombak besar.
Material yang terbawa ombak seperti sampah, pasir dan bebatuan kini sudah menempel pada dinding belakang bangunan kelas.
Pihak sekolah mulanya telah mengambil inisiatif sendiri dengan memasang tanggul penghalang ombak seadanya dengan media karung berisi kerikil pasir.
Namun makin lama terkubur akibat datangnya material yang terbawa ombak.
“Sekarang ombak sudah mendekati fondasi ruang kelas SD tersebut, dikhawatirkan jika tidak ditanggulangi bisa merobohkan bangunan tiga lokal ruang kelas,” tambah Darwin.
Selama ini aktivitas sekolah masih berjalan normal. Sebab ombak besar dan rob biasanya terjadi pada malam hari.
Apabila rob berlangsung sampai pagi hari maka sekolah diliburkan.
Harapannya pemerintah segera menangani berupa pembangunan pemecah ombak untuk melindungi sekolah tersebut. Sebab hanya itu solusi yang bisa dilakukan.
“Harapan kami sangat besar terhadap pemerintah daerah agar segera menangani permasalahan ini, karena semakin lama semakin parah kondisinya akibat abrasi laut,” terang Darwin.
Sedangkan untuk jumlah siswa sebenarnya cukup banyak. Sebab anak-anak dari warga sekitarnya bersekolah di sana.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Tanggamus Ruslan, sekolah tersebut akan tetap dipertahankan.
Pertimbangannya untuk sarana pendidikan anak-anak di daerah tersebut.
“Sekolah akan tetap kami pertahankan, sebab kalau dipindahkan kasihan anak-anak di sana. Sebab di sekolah tersebut siswanya banyak,” ujar Ruslan.
Ia mengakui memang warga minta agar sekolah dipindahkan. Namun satu sisi banyak anak di lokasi tersebut bergantung pada sekolah itu.
Alasannya dekat dengan rumah sehingga minimalisir pengeluaran untuk ongkos.
Sebab warga sekitar lokasi juga umumnya nelayan dengan kondisi menengah ke bawah.
Maka adanya sekolah itu juga mengurangi beban orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
“Kami sudah minta ke dinas terkait agar dibangun pemecah ombak supaya melindungi sekolah tersebut,” ujar Ruslan.