DI LAMPUNG sedang viral simbol jari membentuk huruf āLā sebagai ikon salam khas Lampung. Lampung memang harus memiliki identitas positif yang akan selalu diingat oleh masyarakat. Bukan hanya image negatif yang selama ini sering tersemat untuk Lampung. Misalnya premanisme, rawan begal, dan sebagainya.
Masyarakat Lampung banyak yang baik, seperti di tempat lainnya. Saya yakin itu. Omong-omong soal Salam Lampung, saya jadi teringat sosok jenderal bintang dua yang satu ini. Namanya Inspektur jenderal Ike Edwin. Atau akrab disapa Dang Ike, Kapolda Lampung 2016.
Dalam berbagai kesempatan, ia sering mengucap salam dengan kedua ibu jari dan telunjuknya membentuk simbol L sebagai simbol kebanggaannya akan Lampung. Ia maknai salam itu sebagai salam Lampung bermartabat. Pemersatu orang Lampung yang damai dalam keberagaman. Orang Lampung berarti masyarakat yang tinggal di Lampung, dari mana pun ia berasal dan apa pun sukunya.
Ia adalah seorang doktor ilmu hukum dari anggota polisi yang diam-diam saya ikuti sepak terjangnya karena desertasinya āEsensi Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Bidang Perpajakan Menurut Sistem hukum Nasionalā. Secara pribadi saya sama sekali tak mengenal beliau. Hanya saja, sebagai wartawan yang bergelut dengan isu perpajakan, desertasi itu membuat saya penasaran.
Niat untuk bertemu dan wawancara secara khusus pun belum kesampaian. Tapi saya yakin, waktu itu pasti akan datang, meski entah kapan. Paling tidak, pertanyaan yang mengganggu hati ini masih terus saya pelihara gingga kini.
Pertanyaan seperti āTernyata ada ya, polisi yang mau serius mencurahkan isi pikirannya untuk perpajakan? Sejauh apa sih kepeduliannya? lalu apa yang akan dia lakukan untuk mewujudkan pemikiran itu? Sebab, dalam desertasinya, Dang Ike bilang, pajak harus berangkat dari keraifan lokal. Dengan begitu, masyarakat akan suka rela membayar pajak karena merupakan bagian dari harga diri mereka. Itu sebabnya keinginan bertemu ini belum mati.
Kiprahnya dalam penegakan hukum perpajakan juga ditunjukkan saat ia menjabat Kapolwiltabes Surabaya saat membongkar kasus penggelapan pajak dari wajib pajak yang melibatkan ratusan perusahaan. Kala itu ia duet dengan Pak Ken Dwijugiasteadi Kakanwil DJP Jatim I yang saat ini menjadi Dirjen Pajak .
Saat menjadi Kapolda Lampung pun, suaranya juga cukup lantang mendukung program Amensti Pajak yang menjadi salah satu hajat terbesar pemerintah tahun ini.
Tapi kali ini saya tidak akan membahas jauh masalah pajak. Mendengar istilahnya saja barangkali orang akan langsung āil-feelā. Meskipun, semua tahu betapa pajak itu penting, teramat penting malah, bagi sendi kehidupan ini.
Kali ini saya hanya akan bicara soal kerafian lokal, kaitannya dengan image Lampung tadi. Jadi begini: selang 10 bulan saat Dang Ike menjabat Kapolda Lampung, ia yang juga masih berdarah bangsawan, tepatnya Perdana Menteri Kerajaan Paksi Pak Sekala Brak yang berada di Batu Brak, Provinsi Lampung itu dimutasi ke Pusat (Mabes Polri) dan menjadi staf ahli Kapolri bidang sosial dan politik. Jabatannya sebagai Kapolda digantikan oleh Irjen. Pol. Drs. Sudjarno.
Pangkat Dang Ike memang naik, menjadi bintang dua. Tapi, kok bagi saya serasa ada yang mengganjal ya. Menurut saya Dang Ike Lebih dibutuhkan di Lampung, ketimbang di Mabes Polri. Sebab, sependek yang saya tahu, ia dipindahkan justru pada saat masyarakat Lampung tengah ābercengkeramaā dengan gaya kepemimpinan sang jenderal yang dianggap membumi ini. Tapi apa boleh buat, tentu saja itu urusan Kapolri yang sudah barang tentu memiliki pertimbangan tersendiri.
Hanya saja, menurut saya, dengan berbagai capaian dan modal sosial yang kuat itu, sosok ini sebenarnya memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan membangkitkan kearifan lokal setempat agar Lampung menjadi Lebih bergaung, memiliki kerifan lokal yang akan menjadi energi positif bagi masyarakat Lampung, dalam banyak hal, tentunya. Apalagi ia adalah putra daerah yang sudah barang tentu paham seluk-beluk masyarakat setempat.
Dan benar saja, rupanya mutasi itu membuat masyarakat Sai Bumi Ruwa Jurai itu merasa kehilangan.
Mereka terlanjur merasa dekat dengan sosok Dang Ike yang dinilai egaliter, tak berjarak dalam bergaul dengan seluruh lapisan masyarakat Lampung. Dari tukang parkir, satpam hingga jajarannya di korps kepolisian. Selama menjabat Kapolda Lampung, oleh masyarakat setempat prestasi Dang Ike pun dinilai cukup baik. Ia berhasil menyelesaikan konflik antarwarga melalui forum-forum rakyat yang dibuatnya.
Ia juga berhasil menurunkan peringkat darurat narkoba dari peringkat ke-6 menjadi peringkat ke-15. Di bawah kepemimpinannya, angka kejahatan pun menurun, termasuk kasus begal. Sayangnya, putra daerah itu harus cepat-cepat meninggalkan Lampung, kampung halaman kebanggannya. Semoga ada jalan pulang, Dang, Lampung memanggilmu.(*)
Sumber : Hanjarwadi Han.