JAKARTA ( Duta Lampung Online)-PERTAMA kali Ketua Yayasan STIE Prasetya Mandiri Lampung Rifa Ariani tertarik dalam dunia pendidikan adalah ketika ingin memasukkan anak-anaknya ke TK dan SD yang ada di sekitar perumahan tempat dia tinggal kala itu. Rifa ingin memasukkan anak-anaknya ke sekolah yang bagus, namun umumnya berbasis agama tertentu.
Setelah memasukkan ke sekolah berbasis agama, dia merasa anaknya menjadi ekslusif, lebih suka berinteraksi dengan teman seagama. Padahal, Indonesia masyarakatnya plural, hidup bersama orang yang berbeda latar belakang suku, agama, dan ras.
Dan dulu, saat munculnya sekolah internasional di Indonesia, Rifa tertarik menyekolahkan anaknya ke sana. Di sekolah internasional, pengajarannya menggunakan bahasa Inggris, fasilitas bagus, kurikulum internasional, dan banyak pengajar asing.
“Tetapi biayanya sangat mahal,” kata Rifa.
Setelah berhenti sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS), dia mewujudkan keinginannya, yaitu mendirikan Sekolah Global Mandiri yang mengedepankan pluralisme. Sekolah ini memakai kurikulum nasional dan internasional, serta menerapkan metode fun active learning di lahan seluas dua hektare.
Dia mendirikan sekolah umum agar anak-anak Indonesia yang berbeda suku, agama dan ras terbiasa berbaur sejak dini untuk mengembangkan toleransi dan kerjasama.
Visi sekolah ini adalah mandiri, unggul, disiplin dan berdaya saing global. Sedangkan misinya mengelola dan mengembangan sekolah secara mandiri, mnyediakan sistem pendidikan bermutu dengan memperhasilkan kemampuan individu peserta didik, menerapkan nilai dan aturan dalam masyarakat, menyiapkan sumber daya berstandar internasional, serta membangun network berskala nasional dan internasional.
Sekokah Global Mandiri bisa dikatakan sekolah bertaraf internasional. “Kami telah menyediakan sistem pendidikan yang berkolaborasi dengan kurikulum nasional dan internasional,” kata dia.
Tak hanya sekolah umum, Rifa sampai membuat sekolah untuk penyandang autis, mulai dari TK hingga D3. Dia melihat banyak anak autis di sekitarnya dan membutuhkan tempat yang layak untuk belajar, bersosialisasi. dan berkembang. Dan Rifa ingin mereka mendapatkan hal itu semua di sekolahnya. “Education for all, all for education,” ujar nya.
Untuk program D3 khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sudah mulai dibuka pada 2015. Dimana sebelumnya mereka telah menyelesaikan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP dan SMA.
Dan yang menjadi inspirasinya untuk membuka Program D3 adalah adanya kebutuhan para siswa ABK untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Mereka juga punya talenta yang bisa dikembangkan dan diarahkan.
Rekam jejak Rifa di dunia pendidikan memang tak diragukan lagi. Setidaknya, sudah empat sekokah yang dia kelola. Yakni Sekolah Global Mandiri, Legenda Wisata, Cibubur sebagai direktur; Sekolah Global Mandiri, Jakarta Garden City, Cakung (direktur); Politeknik Kent Prasetya Mandiri, Bogor (ketua yayasan); dan Politeknik Darussalam, Palembang (ketua yayasan).
Sedangkan STIE Prasetya Mandiri Lampung sudah lama berdiri dan baru dialih kelola pada 2010 sampai sekarang.
Sebagai pakar pendidikan, dia mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia sudah cukup baik. Pemerintah sudah memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus dan PAUD. “Semoga lebih banyak lagi tokoh yang mau memperhatikan pendidikan demi kemajuan bangsa,” tandasnya.
Dia juga mengapresiasi tokoh Lampung, Irjen Pol. Dr. Ike Edwin, MH, yang juga peduli dengan dunia pendidikan. Dimana, mantan Kapolda Lampung yang kini menjadi Staf Ahli Kapolri tersebut akan menyampaikan orasi ilmiah di depan mahasiswa STIE Prasetya Mandiri Lampung.
Menerapkan Konsep Kerja Sama
DI tengah kesibukannya yang luar biasa, dukungan dari keluarga menjadi yang utama. Rifa Ariani dan suami telah menerapkan konsep kerja sama dari awal pernikahan hingga saat ini. Mereka saling mendukung dan memberikan kontribusi sama besar terhadap perusahaan masing-masing.
Rifa dan keluarga memiliki cara tersendiri dalam membagi waktu. Ini mengingat kesibukannya yang luar biasa, bahkan sering ke luar kota berjumpa klien.
Ketiga anaknya sudah besar. Anak pertama sedang menuntut ilmu di Australia. Anak kedua juga telah kuliah di Jakarta. Dan anak yang ketiga masih bersekolah di SMA Global Mandiri.
“Kami memanfaatkan teknologi komunikasi keluarga inti agar mudah komunikasi dan kami punya jadwal khusus untuk traveling bersama setiap akhir tahun,” kata Rifa.
Dia pun memiliki sejumlah harapan atas anugerah dan pencapaian selama ini hingga berada di posisi sekarang. “Anugerah dan pencapaian sampai saat ini masih banyak yang masih harus diperkuat dan diperjuangan dalam dunia pendidikan,” kata dia.
Sementara, jika nanti, dia mengatakan, tetap berkeinginan untuk berkecimpung dalam dunia pendidikan.(Rlis/Zandre).
BIODATA
Nama : Rifa Ariani, S.E., Ak., M.Pd.
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 10 Mei 1967
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :
– SD Xaverius IV Palembang 1980
– SMP Xaverius II Palembang, 1983
– SMA Xaverius I Palembang, 1986
– S1 Universitas Sriwijaya – Palembang, 1991
– S2 Universitas Negeri Jakarta, Jakarta 2008
Status : Menikah, Anak 3
Suami : Dr. Suheriyatmono, SE. Ak, M.M.
Anak :
1. M. Ghulam Ghazali
2. Naufal Ariq Muhamad
3. Rishad Rizky Muhamad
Pekerjaan : Wiraswasta/ Direktur Sekolah Global Mandiri
Hobi : Travelling dan Wisata Kuliner