TANGGAMUS, (Duta Lampung Online) – Pembangunan rehap sekolah, Dinas pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus, melalui dana APBD Tahun 2016, yang dilakukan oleh sejumlah rekanan dinilai tidak sesuai aturan. Namun meski demikian anehnya pihak PPK dan Konsultan disdik setempat, terkesan tutup mata dan tutup telinga.
Seperti contohnya hasil investigasi yang dilakukan oleh kru surat kabar Duta lampung, disalah satu sekolah yang mendapat bantuan rehap, ditemukan kejanggalan terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ruang kelas belajar sebanyak 3 (tiga) kelas yang dilaksanakan rekanan inisial (Hl), pihak rekanan tidak memasang papan nama proyek. Sehingga pelaksanaan rehap terkesan tidak transfaran.
Selain itu, disekolah yang sama, pihak rekanan tidak menyediakan buku tamu, pembangunan juga tidak sesuai gambar kerja dimana digambar kerja, sehingga diduga kuat ada sejumlah pekerjaan yang tidak direalisasi. Sejumlah pekerjaan yang diduga fiktif akan diungkap edisi mendatang.
Terpisah kejadian serupa juga dilakukan oleh salah satu rekanan pemborong berinisial (Ag), yang sedang melakukan rehap sekolah di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten tanggamus.
Hasil pantauan kru surat kabar ini, ruang kelas yang direhap disekolah tersebut berjumlah empat lokal. Namun dalam pengerjaannya pihak rekanan diduga kuat pula menyalahi aturan. Pasalnya hasil temuan dilapangan pihak rekanan memasang papan nama dibelakang bangunan tidak ditempat terbuka.
Selain itu, peasangan bata peninggian tembok setinggi 20 cm tidak diplester dan diaci serta di cat, kayu kasau penulangan plafond tidak ada yang di ter sebagai pengawet kayu dari serangan hama rayap, dan lainnya.
Sementara itu juga, pengerjaan keramik lantai hanya penggantian keramik yang rusak aja dan masih menggunakan kramik yang lama. Sementara kusen jendela dan pintu hanya diganti dua buah saja, yang lainnya menggunakan kusen kayu lama yang mulai dimakan bubuk kayu.
Meski pengerjaan diniali kurang layak anaehnya pihak dinas pendidikan kabupaten setempat terkait, dalam hal ini, PPK dan Konsultan terkesan pembiaran dan tidak melakukan tegoran. Sehingga bisa dipastikan kualitas bangunan tersebut bermutu rendah.
Pihak pemborong dan pengawas bangunan saat akan dikonfirmasi tidak ada ditempat, menurut keterangan tukang bangunan, bos nya tidak ada dilokasi sedang pulang ke-Bandarlampung.
Salah satu kepala tukang bangunan saat dikonfirmasi mengakui jika ada sejumlah pekerjaan yang tidak dilaksanakan, tanpa ada alasan yang jelas.”Betul pak pekerjaan yang itu tidak ada. Kami hanya menjalankan tugas. Pemilik proyek ini orang Bandarlampung,”ujar narasumber yang masih dirahasiakan idetitasnya.
Surat kabar Duta Lampung, akan terus mengungkap kasus ini hingga tuntas. Tidak menutup kemungkinan buruknya pekerjaan yang dilakukan oleh pihak rekanan diuga ada permainan dengan pihak oknum pejabat dinas setempat, mencari keuntungan pribadi untuk memperkaya diri.(Tim).