LAMPUNG TENGAH (Duta Lampung Online)–Kerusakan jalan Kabupaten Lampung tengah, husunya wilayah barat, seperti Kecamatan Pubian, Padang Ratu, Kalirejo serta Bangun Rejo tak hanya disebabkan oleh muatan mobil puso yang melebihi Tonase, Namun pengerjaan proyek padas atau pasir kuarsa untuk bahan kramik milik salah satu anggota DPRD kabupaten setempat, Purismono diduga memiliki andil besar rusaknya jalan raya Provinsi maupun kabupaten tersebut.
Seperti contohnya hasil pantaun Harian Duta Lampung Online pada Minggu (4/12/2106) di Kampung Payung Makmur, Kecamatan Pubian, kabupaten setempat. Aspal jalan yang baru dibangun oleh pemkab Lamteng, sepanjang kurang lebih satu kilo meter, belum genap satu bulan sudah mulai hancur. Bahkan proyek aspal yang dibangun pada tahun 2015 lalu, kondisinyapun sudah banyak yang rusak parah. Diduga kuat salah satu pemicu kerusakan tersebut disebabkan oleh mobil milik Purismono karena muatan yang melebihi tonase mencapai 15-20 ton.
Hasil pantauan, bukan hannya, jalan di Kampung Payung Makmur saja, mobil proyek padas milik Purismono juga ikut andil besar pada kerusakan jalan yang ada di Kampung Payung Rejo, Sangun ratu, Tanjung Pajar, Kecamatan Pubian. Meski pihak Pemda lamteng berulang kali melakukan perbaikan jalan dengan menelan anggaran miliaran tidak lama jalan tersebut sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Bahkan bukan hanya di Kecamatan Pubian, mobil Purismono juga diduga kuat telah menghancurkan sejumlah bahu jalan milik provinsi dan kabupaten yang ada di Kecamatan Padang ratu, seperti Kampung Banjarsari-Pocowarno Kecamatan Kalirejo sampai dengan Kecamatan Bangunrejo. Diduga pula akibat mobil Purismono yang melebihi Tonase sepanjang jalan tersebut mengalami rusak parah.
Terpisah, hal ini dibenarkan oleh sejumlah warga yang ada di Kampung Payung Makmur dan Payung Rejo. mereka mengakui kerusakan jalan di kampung mereka salah satu pemicunya yakni karena mobil milik Purismono dengan kapasitas muatan melebihi tonase atau tidak sesuai dengan bahu jalan.
“Bukan hanya jalan saja pak yang rusak akibat mobil puso milik pak Purismono. Rumah kami juga yang ada disepanjang jalan yang dilewati mobil pak Puris banyak yang retak karena getaran puso saat lewat depan rumah kami. Bahkan saat musim kemarau kami juga panen debu yang disebabkan oleh mobil tersebut,”ungkap narasumber yang enggan ditulis namanya.
Terpisah, salah satu warga yang juga enggan ditulis namanya mengatakan, jika dulu mobil Purismono pertama kali lewat jalur kampung Nyokang Harjo dan Payung Batu. karena diduga pemicu kurasakan jalan disebabkan oleh mobil milik Puris Mono maka saat ini jalan tersebut di portal dan tidak boleh di lewati lagi.
“Karena Masyarakat Nyokang Harjo dan Payung Batu melarang untuk lewat di kampung tersebut, makanya mobil puso milik pak Purismono saat ini beralih lewat Kampung Payung makmur. Makanya bisa dilihat saat ini jalan Kampung Payung makmur, meski sudah beberapa kali diaspal oleh pemerintah kabupaten namun tidak lama sudah rusak parah,”ujar narasumber.
Narasumber juga menceritakan, selama perusahaan padas milik Purismono beroprasi selama puluhan tahun namun hingga saat ini belum ada kontribusi terhadap masyarakat atau kampung. Dia juga menduga Puris Mono telah bersekongkol dengan sejumlah Kepala Kampung untuk memuluskan usahanya.
“Sejauh ini kamirasakan perusahaan pak Purismono kami nilai tidak ada kontribusi untuk masyarakat dan kampung. Padahal sesuai dengan aturan pihak perusahan memiliki beban sosial melalui program CSR,”kata narasumber.
Selain itu, narasumber juga mengatakan, andilnya kerusakan jalan bukan gannya milik pak Puris Mono. Numun ada juga mubil puso milik perusahaan padas dalam koordinasi Kepala Kampung Payung Mulya, Kecamatan Pubian, Aep Hartono.
Narasumber berharap kepada pemerintah daerah agar menindak tegas mobil perusahaan milik Purismono yang diduga kuat telah menyalahi aturan. Sebab masih kata dia, jalan yang ada belum layak untuk dilewati oleh mobil puso yang bermuatan melebihi 15 ton.
“Saya berharap kepada pemerintah daerah terkait dan pak Bupati Mustafa, agar menertipkan mobil yang melebihi muatan yang ada diwilayah kami, husunya milik perusahaan pak Puris Mono. Sebab setau kami selama ini mobil puso milik pak Puris bermuatan lebihi tonase dan tidak sesuai dengan jalan yang ada,”pungkasnya. (Tim).