Proyek Lapen di Desa Wayhuwi Lamsel, Diduga Kuat Untuk Ajang Korupsi

0
372
Proyek Lapen di Desa Wayhuwi Lamsel, Diduga Kuat Untuk Ajang Korupsi

Jati Agung (Duta Lampung Online)- Sejumlah masyarakat mempertanyakan kepemilikan pekerjaan peningkatan jalan Lapen di Tirtasari Gg. Manggis, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampungselatan. Pasalnya pekerjaan tersebut tidak jelas milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) provinsi atau kabupaten, pasalnya pihak pemborong tidak mencantumkan papan nama proyek.14457551_187121168393279_5782351902410342752_n

Selain itu, pihak dinas PU juga diduga kuat mengerjakan proyek salah sasaran. Pasalnya setelah dilacak kepemilikan proyek tersebut melaui data LPSE milik Dinas PU Kabupaten Lampungselatan, peningkatan jalan sampai dengan Latasir berada di Tirta Sari Gg. Mangis Desa Jati Mulyo, Kecamatan Jati Agung, kabupaten setempat, hanya ada pekerjaan milik dinas PU Lamsel. Tapi anehnya pengerjaan proyek yang dilakukan oleh pihak pemborong justru berada di Gg.Manggis, Desa Wayhuwi.

Selain itu juga, berdasarkan hasil pantauan tim Duta Lampung Online, pengerjaan proyek lapen diduga kuat tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Juklak dan Juknis. Pasalnya berdasarkan LPSE di proyek yang anggarkan melalui dana APBD Tahun 2016, sejumlah Rp500 juta yakni, yang ada di Gg.manggis adalah peningkatan jalan sampai dengan Latasir. Namun setelah di cek di lapangan yang dikerjakan oleh pihak rekanan hanya sekedar lapen. Akibat pengerjaan tersebut negara diduga mengalami kerugian mencapai Rp200 juta, jika hanya dikerjakan jalan lapen.14470567_187174008387995_35238840261942204_n

Parahnya lagi, berdasarkan pantauan pihak rekanan mengerjakan proyek terkesan asal jadi alias Carut-marut. Pasalnya pekerjaan Lapen hanya   dikerjakan dengan ketebalan kurang lebih 3 cm itupun bukan Latasir.

“Aspal yang dipergunakan untuk jalan Lapen juga sangat minim, sehingga permukaan batu underlah masih banyak yang terlihat dan bisa dipastikan proyek lapen tersebut mudah hancur karena terkikis,”ujar salah satu narasumber saat dikonfirmasi secara terpisah.14563356_187124678392928_978805177950884023_n

Sumber lain juga, salah satu warga desa Wayhuwi  mengatakan, pengerjaan proyek yang menggunakan anggaran sebesar itu hanya dikerjakan sekitar 4 hari, bahkan menerut mereka seperti siluman.

“Kami menilai pihak pemborong terkesan mencarai keuntungan pribadi untuk meperkaya diri tanpa memperhatikan kualitas bangunan. Kami juga menyayangkan pihak dinas PU yang terkesan tutup mata dan tutup telinga karena tidak satupun yang terlihat mengawasi pengerjaan proyek di desa kami,”ujar narasumber.(Rahmat).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here