TANGGAMUS (Duta Lampung Online)– Partai politik adalah pilar demokrasi yang penting. Secara umum, fungsi utama partai adalah sebagai alat komunikas politik dan saluran aspirasi dan pendidikan politik untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi politik masyarakat. Demikian dikatakan Ketua DPW PKB Lampung yang juga Anggota FPKB DPR RI, Drs. H. Musa Zainuddin saat membuka Pelatihan Kader Pertama (PKP) PKB Tanggamus di Gedung NU setempat, kemarin (9/12/2016).
Menurut Musa, partai politik berfungsi sebagai wadah penempaan kader bangsa yang kelak akan menjadi penerus tampuk kepemimpinan.
“Pelatihan semacam ini lah yang akan mencetak-kader bangsa yang handal. Karenanya PKP PKB selalu dibarengi dengan sosialisasi empat pilar. Ini jelas tujuannya adalah agar kader memahami betul dasar negara secara utuh, ” tutur Musa.
Selain itu, lanjut Musa, partai politik di Indonesia, sejak era reformasi sangat tergantung pada charisma tokoh, seperti; Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan pada Pemilu 2014, juga ditandai oleh menguatnya kharisma figur, terutama Jokowi dan Prabowo. Akibatnya, partai-partai di Indonesia menjelma sebagai partai yang hanya bertumpu pada personalappeal, bukan institutionalappeal.
“Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama. Kita harus mampu berdiri secara institutional dengan perpegang teguh pada empat pilar kebangsaan agar kita tidak mudah terpecah belah,” ujarnya.
Dalam alinea IV UUD RI 1945, tambah Musa, jelas termaktub ‘Mencerdaskan kehidupan bangsa’, atas dasar itulah sosialisasi empat pilar menjadi begitu penting. Sebab dengan kegiatan tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang berkualitas, maju, unggul , berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi sebagai modal utama dalam pembangunan bangsa.
“Pemahaman dan implementasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar negara harus selalu ditumbuh kembangkan dalam mewujudkan cita-cita masa depan indonesia yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera, adil, makmur serta menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat,” pungkasnya (Ari)