Opini, (Duta Lampung Online) – Semakin hari kita harus semakin waspada dan bijak dalam menerima dan menghadapi suatu hal yang baru. Terutama bagi kita sebagai pelajar yang masih gampang terpengaruh dengan hal yang baru dan menarik, tetapi kadang mengecohkan. Pelajar adalah generasi muda yang berperan penting dalam perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia. Berbagai bentuk perjuangan baik fisik ataupun fikiran. Generasi muda memiliki poros yang penting bagi suatu negara. Punah atau tidaknya, mundur atau majunya suatu negara bergantung pada generasi mudanya. Dikutip dari buku Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000 Deliquents, mengatakan bahwa ‘ a generation who will one day become our national leader’,generasi muda adalah pelurus dan penerus bangsa.
Generasi muda yang hidup dalam masa dulu dan perjuangan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi, rajin, mempunyai semangat belajar yang tinggi , bijaksana dalam mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan dan mempertahankan budaya serta harkat dan martabat Indonesia.
Pada saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Era globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap individu. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan televisi, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Menurut saya pengertian dari Globalisasi itu sendiri adalah proses penyebaran atau masuknya suatu budaya atau unsur-unsur asing yang menyangkut informasi di seluruh dunia yang sangat mudah kita terima dan sulit di kendalikan yang dapat kita peroleh dari media, baik media cetak atau elektronik dan yang lainnnya. Dengan masuknya unsur-unsur tersebut banyak pengaruh-pengaruh yang kita terima baik itu positif dan negatif. Jadi dalam menghadapi era globalisai ini kita harus benar-benar waspada dan harus tahu mana yang harus kita pilih dan kita tinggalkan. Menghadapi permasalahan seperti ini sangat tidak mudah, apalagi bagi pelajar yang sudah terjerumus dengan unsur globalisasi, dan di khawatirkan itu berbau negatif. Globalisasi ini sangat mudah di terima oleh kaum-kaum muda khususnya pelajar, tetapi ada juga yang sulit untuk menerima adanya globalisasi misalnya orang-orang golongan tua atau orang yang tinggal di desa terpencil.
Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada Pelajar dalam kehidupan sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan berprilaku pelajar sehingga dapat menumbuhkan sifat pelajar yang mengarah pada individualistis yaitu mementingkan diri sendiri, hidonisme yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup.
Berbagai alasan unsur-unsur globalisasi mudah diterima:
- Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pelajar / pemuda saat ini;
- Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima;
- Mudahnya berkomunikasi;
- globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati.
Dan unsur-unsur globalisasi ini mudah kita dapatkan di lembaga pendidikan dan ilmu pengtahuan;
- lembaga keagamaan;
- saluran komunikasi dan telekomunikasi;
- tempat hiburan atau wisata, dll.
Selain dampak positif dari globalisasi, ada juga dampak negatif. Banyak di kalangan kita yang sudah menjadi korban entah mereka sadar atau tidak. Kebanyakan pelajar sekarang cara berpakaianya tidak benar, banyak mereka yang menganut pola-pola berpakaian barat. Tetapi mereka menganggap itu gaul, keren. Sudah sepantasnya mereka menyadari hal tersebut, apalagi mereka yang kaum-kaum terpelajar yang setiap harinya di ajarkan etika, moral, dalam kehidupan sehari-hari termasuk berpakaian.
Apa sih yang menyebabkan mereka terjerumus ke hal-hal yang tidak benar?
- Semakin berkembangnya IPTEK yang tidak di dukung pola pikir yang benar;
- Jauh dari pengawasan orang tua;
- Terpengaruh orang lain;
- Masuknya unsur-unsur yang tak jelas yang mudah memengaruhi;
- Lingkungan.
Dalam hal ini peran serta orang tua dan pihak sekolah diperlukan untuk mengatasi banyak cara yang dapat ditempuh, diantaranya : pembekalan agama yang diberikan orang tua sejak dini, pendidikan yang ketat oleh pihak sekolah, dan istiqamah pada agama yang dianaut, pembentukan organisasi-organisasi untuk menyalurkan minat dan bakat siswa diluar jam belajar, melakukan gerakan budaya perlawanan terhadap budaya populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi. (*) (Sholihul Duta)



















