Bandarlampung (Duta Lampung Online)- Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 2016, siswa-siswi Pramuka MI-Al Munawarok, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, adakan kunjungan ke Museum Lampung.
Salah satu satu dewan guru yang ikut serta mendampingi para siswa, Eka Lestari saat di konfirmasi mengatakan, Kunjungan Musium Lampung, yang dilakukan oleh para siswa MI-Al-Munawarah bertujuan untuk mengenalkan seni dan budaya serta mengenalkan sejarah Lampung kepada siswa secara langsung agar lebih mengenal sejarah Lampung secara dekat.
“Tujuan kunjungan ke Musium Lampung juga bertujuan untuk, mengetahui peranan Museum Lampung sabagai sarana pelestarian budaya lampung serta untuk mengetahui peranan Museum Lampung sabagai sarana pembelajaran dan pelestarian budaya Lampung, bagi anak didik kita,”ujar Eka.
Eka juga mengatakan, manfaat museum dirasa betul oleh masyarkat, pelajar, terlebih oleh mereka yang mencintai peradaban alam dan memiliki minat untuk menggalinya sebagai sumber pengetahuan. Agar kebudayaan Lampung dapat berkembang sehingga mampu meningkatkan perannya dalam pembangunan sesuai dengan perubahan sosial dan budaya, dilakukan upaya-upaya yang terencana, terpadu dan terarah.
“Sehingga diperlukannya perbaikan dari dalam maupun luar museum Lampung itu tersebut, agar masyarakat dapat mengetahui betapa pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan dari masyarakat Lampung terdahulu melalui museum Lampung,”jelasnya.
Selain itu Eka juga menerangkan, di dalam museum Lampung tersebut terdapat berbagai cerminan kebudayaan Lampung asli terdahulu melalui benda-benda peninggalan yang ada di dalam museum Lampung. Kebudayaan adalah way of life atau pedoman bagi masyarakat. Sebagai unsur vital, kebudayaan mengambil unsur-unsur pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap vital dan sangat diperlukan dalam menginterpretasi semua yang ada dalam kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar untuk dapat beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan hidup (survive).
“Dalam kaitan ini kebudayaan dipandang sebagai nilai-nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri individu sehingga terhayati dalam setiap perilaku. Nilai-nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut itu diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi (proses pembudayaan),”tuturnya.
Lebih lanjut Eka mengungkapkan, melalui museum kita sebagai masyarakat yang hidup dimasa sekarang haruslah sangat berterimakasih kepada museum yang memang sangat memberikan peranan penting dalam menjaga atau memberi tahu tentang kebudayaan asli yang mencerminkan jati diri masyarakat tertentu disuatu daerah. Termasuk Lampung sendiri.
“Salah satu fungsi dan tugas museum Lampung yaitu memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian. Petugas museum memiliki beberapa cara untuk memperkenalkan hasil penelitian, salah satunya yaitu dengan diadakan pameran, pemasangan iklan layanan masyarakat melalui media cetak dan sebagainya,”pungkasnya. (Farid).