ADA BANYAK kepala yang berasumsi negatif tentunya, tapi sebenarnya di ranah politik pencitraan bukanlah hal tabu. Bayangkan jika pemimpin yang sedang bertengger di kursi jabatannya sekarang tidak pernah melakukan pencitraan, lantas dari mana kita menyukainya? Hanya karena dia bergelar doktor kah? Atau dari kalangan orang kaya? Sejatinya semua orang butuh yang namanya pencitraan, hanya saja kesan baik dapat di petik dari porsi setiap pencitraan.
Banyak pemimpin besar yang melakukan politiknya dengan apik lewat pencitraan di berbagai ‘pasukan belakangnya’. Serta peranaan media yang sebetulnya menjadi pentolan utama di segala trik jitu politik, bukan berarti harus melakukan pembohongan publik demi mendongkrak nama baik. Seiring waktu, kesan baik pemimpin muncul dengan sendirinya karena kinerja yang mereka tunjukan ibarat mendapat nilai sempurna dari masyarakat.
Negara kita adalah negara dengan sejuta konflik politik jadi, tidak ada salahnya kita buka pemikiran soal pencitraan. Jangan melulu menghujati pemimpin dengan kata ‘pencitraan’ asalkan yang dia lakukan adalah benar dan menyejahterakan rakyatnya, mengapa tidak. Toh lagi pula kita tidak turut merasakan keruwetan pemimpin yang kita percaya untuk menjalankan tugasnya. Sederhana saja.(*)
