Tanggamus, (Duta Lampung Online)- Pemanfaatan PAMSIMAS di Pekon Sidomulyo Kecamatan Semaka, Tanggamus tidak sesuai dengan tujuannya. Pasalnya masyarakat di pekon tersebut menjerit dan merasa keberatan atas peraturan yang di terapkan oleh pengurusnya.
Sabtu (5/3/22).
Ketua Kapuspam Eri memberikan keterangan berbeda dengan apa yang disampaikan dengan ketua KKM dan keterangan warga.
“Saya menjadi ketua atas permintaan ketua KKM untuk semua pungutan itu bukanlah kemauan saya, semua itu berdasar musyawarah, pada waktu itu kira-kira bulan Juni setelah saya di tunjuk sebagai ketua Kapuspam langsung mengadakan rapat dengan KKM dan 25 orang warga untuk menyepakati pungutan tersebut,” jelas Eri
Tambahnya ” semua warga pengguna air ada 70 rumah, karena Covid19 kepada bayan saya sampaikan nanti malam selepas isya memberitahu 25 warga untuk kumpulan menyepakati besarnya pungutan. Dan waktu itu semua yang hadir sepakat jadi itu bukan kemauan saya,” tandasnya
Musyawarah tersebut dianggap sudah memenuhi perwakilan 70 pengguna air PAMSIMAS. ” Ya wajar kalok warga gak semua kumpul karena memang tidak ada undangan resmi hanya getok tular aja, dan 25 orang kata peserta sudah di anggap cukup dan korum dan acara ini adalah inisiatif ketua KKM dan saya sendiri sebagai ketua kapupam,” tambahnya
Isi kesepakatan adalah Rp 150.000 untuk watermeter, Rp 35.000 untuk aksesoris maka di bulatkan jadi Rp 50.000 dan Rp 50.000 untuk membayar penggunaan air selama 5 bulan sebelum bulan juni, karena selama itu kita pengurus belum dapat apa-apa,” tegasnya.
Dikatakan warga pengguna air yang ditargetkan 70 rumah dan setelah adanya pemberitaan awal untuk pungutan perkubikasi sebesar Rp 750/m³ akan di musyawarahkan.
” Saya tidak tahu terkait 57 rumah yang sudah di realisasikan oleh KKM, setahu saya semua 70 rumah dan sampai saat ini baru terpasang sekitar 30 rumah, bang lebih jelas tanya lagi sama ketua KKM nya dan sebenarnya bukan karena pemberitaan untuk 750/m³ itu baru wacana belum fix,” tambahnya.
Ketua Kapuspam mempertanyakan warga yang mana yang menjerit dan memprotes wartawan karena narasumber yang di temui tidak sesuai karena dianggap menjatuhkan pengurus PAMSIMAS.
” Yang di minta statemen kurang pas bang coba tanya yang lain dan jangan orang itu masa cuma satu gak pas itu karena mereka gak senang sama pengurusnya, coba tanya ke yang lain mungkin beda pendapat mereka,” ujarnya.
Sementara dalam awak media sudah mengkonfirmasi lebih dari 4 warga setempat bahkan istri bayan dan mantan kepala pekon sempat berkomentar.
” Ya saya memang sempat dengar isu itu tapi karena saya sudah gak jabat kakon lagi saya gak ikut-ikutan nanti mereka salah paham,” ujar mantan saat bertemu secara kebetulan.
Keterangan awal dari ketua KKM Pramono pihaknya tidak tahu menahu terkait besaran pungutan dan kegunaannya semua kebijakan sudah di ketua Kapuspam, melihat keterangan ini seolah mereka saling lempar tanggung jawab mencari kambing hitam. Saat akan ditemui kembali ketua KKM Pramono sedang ada acara di pekon.
(Kabiro pena berlian online Romli)