BANDAR LAMPUNG (PBO)-Tak ada satu pun orang yang dapat memastikan takdir manusia. Begitu pula yang terjadi dengan salah satu pengacara terkenal Lampung yang satu ini yakni, DR.Nurul Hidayah, SH,MH. Mengawali karier dan yakin akan menjadi seorang pengacara terkenal, malah kini dirinya dipercayakan aktor pemeran utama film layar lebar.
Lewat ketekunan, dan bakat akting yang dimiliki Nurul Hidayah selama ini, salah satu sutradara telah menawarkan dirinya menjadi peran utama untuk Film layar lebar yang berjudul “Anak-anak Pulau” yang diambil lokasi di Pulau Pahawang.
Film layar lebar “Anak-Anak Pulau” yang dirilis oleh, Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi), Cabang Lampung, Muslih Harni dan bekerjasama dengan sutradara serta sejumlah aktor kawakan Ibu Kota jakarta, membuat nama Nurul Hidayah menjadi semakin naik daun.
Lokasi syuting yang diambil di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, selain sangat cocok untuk lokasi syuting memang lokasi tersebut salah satu objek wisata bahari andalan bagi masyarakat Lampung yang terkenal dengan keindahan laut serta alamnya.
Terpisah, Nurul Hidayah saat dikonfirmasi disela-sela kesibukan syutingnya mengatakan, dirinya menucapkan terimakasih kepada Ketua Parfi Cabang Lampung, Muslih Harni yang telah mempercayakan dirinya untuk membintangi peran utama dalam film layar lebar yang berjudul Anak-Anak Pulau.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Parfi Lampung, Muslih Harni yang telah mempercayakan saya untuk membintangi pemeran utama film layar lebar yang berjudul, Anak-anak Pulau,”katanya.
Nurul panggilan akrab Nurul Hidayah mengungkapkan jika dalam peran utama dalam film Anak-Anak Pulau tersebut dirinya memerankan sebagai seorang kepala sekolah, yang harus memperjuangkan nasip para anak-anak nelayan yang hidup dibawah garis kemiskinan yang jauh dari hiruk pikuk keramaian perkotaan.
“Pada film tersebut juga digambarkan nasip para orang tua murid yang berjuang untuk menghidupi anaknya melawan arus ombak-ombak yang ganas di lautan samudra, dibawah tekanan dari seorang rentenir yang telah melilit mereka karena hutang,”katanya.
Nurul menjelaskan, dalam perannya sebagai kepala sekolah dia memberikan motopasi dan semangat kepada salah satu murid yang amat cerdas dan pintar yang bernama Ira.
“Dalam film tersebut Ira digambarkan seorang anak nelayan dan pedagang kecil yang sangat miskin. Bahkan orang tua ira harus merelakan warung dan rumahnya serta sampan yang dimiliki oleh orang tuanya disita oleh sang rentenir yang jahat dan kejam,”ungkapnya.
Nurul melanjutkan, dalam perannya, ia terus memberikan semangat kepada Ira agar terus melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi dan harus meninggalkan pulau tempat tinggalnya yang dia cintai meski harus berpisah dengan kedua orang tua nya. Ahirnya masih kata Nurul, berkat semangat yang dia berikan ahirnya Ira pergi mengadu nasip di negri orang dan berangkat merantau ke-Kota Bandar Lampung.
“Dalam cerita tersebut, nasip Ira yang malang ahirnya membuahkan hasil, dia diangkat oleh seorang kaya-raya bernama Johan yang di perankan oleh Ketua Parfi Lampung, Muslim. Ahirnya singkat cerita Ira bisa menyelesaikan sekolah diperguruan tinggi dengan menyandang gelar Doktor atau S3 serta menjadi seorang pengusaha sukses kaya raya,”bebernya.
Menurut Nurul, film tersebut menggambarkan untuk memberikan semangat kepada para anak-anak terutama yang ada dipedalaman agar tidak putus asa. Sebab masih kata dia, anak pedalaman dan anak pulau juga bisa sukses jika memiliki kemauan dan tekat seperti Ira.
“Film ini sangat cocok bang untuk anak-anak di Lampung. Sebab masih bannyak anak-anak dan masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan serta susahnya mendapat pendidikan yang layak hususnya di perkotaan,”jelasnya.
Nurul juga mengatakan, film Anak-Anak Pulau tersebut akan ditayangkan langsung dibioskop-bioskop diseluruh Indonesia.
“Kalau sudah jadi filmnya dan siap tayang nanti tak kasih tiket gratis promo deh…hhhhaa. Rugi loh kalau tidak nonton adegannya seru dan luar biasa serta menegangkan,”ujarnya sambil bercanda tawa.
Ditempat yang sama, salah satu aktor profesional kawakan dari Jakarta yang mengawali karir dalam dunia film sejak Tahun 1976 yakni, Cok Riyan Hutogaul saat dikonfirmasi mengatakan, jika dirinya dalam film Anak-Anak Pulau memerankan sorang rentenir bernama Wondo yang sangat jahat dan kejam untuk menindas masyarakat Pulau Pahawang.
“Saya sengaja didatangkan sebagai aktor yang memerankan seorang rentenir yang sangat jahat dan kejam bernama Wondo. Dalam peran tersebut saya kuasai penduduk pulau dengan cara memberikan pinjaman dengan bunga tinggi yakni rentenir. Setelah semua masyarakat pulau terlilit hutang dengan saya ahirnya semua harta benda mereka saya rampas,”jelas Cok Riyan.
Cok Riyan saat dimintai kesan selama melakukan syuting di Pulang Pahawang mengaku senang sekali serta penuh dengan tantangan. Sebab masih kata dia selain menyenangkan karena keindahan alam serta pemandangan lautnya dia juga merasa penuh dengan tantangan karena harus mondar-mandir ke Pulau menggunakan sampan ditengah-tengah ombak besar yang buas.
“Wah selama syuting disini sangat mengesankan dan menyenangkan pak. Tapi saya juga merasakan penuh tantangan, sebab setiap hari harus mondar-mandir naik perahu menyebrangi ombak lautan luwas yang begitu ganas,”ungkapnya.
Bahkan Cok Riyan juga menceritakan selama syuting di Pulau Pahawang pernah terhempas oleh ombak sehingga hampir merenggut nyawanya.
“Selama syuting saya juga hampir menjadi korban ombak yang ganas. Bahkan nyawa saya hampir melayan karena perahu yang saya naiki dihempas badai,”ungkapnya.
Cok Riyan juga menambahkan, Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk tempat-tempat lokasi film. Sebab kata dia, Lampung memiliki sejumlah pariwisata serta budaya yang sangat bagus untuk menjadi objek dalam pembuatan suata film.
“Selain untuk lokasi pembuatan film, jika dikelola dengan baik Lampung juga bisa menjadi puasat wisata yang sangat bagus untuk dikunjungi oleh para turis lokal maupun internasional,”tuturnya.
Cok Riyan berharap, dengan pembuatan film yang di Ketua oleh Parfi Lampung yakni, Muslih, film tersebut bisa menjadi pesan moral bagi pemerintah serta masyarakat luas.
“Saya juga berharap dengan adanya pemutaran film ini nanti karena tempat lokasi pembuatan film dilakukan ditempat objek-objek wisata Lampung, hal ini jugabisa menjadi salah satu promosi Wisata yang ada di lampung,”pungkasnya. (Red).