LAMPUNG TENGAH, (Duta Lampung Online) – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lampung Tengah (Lamteng), A Helmi mengaku, dibandingkan tahun 2016, investasi naik sekitar 20 persen.
Tahun 2016 investasi Lamteng hanya Rp7.248 triliun lebih yang diperoleh dari PMA sebesar Rp2.442 triliun lebih dan PMDN sebesar Rp4.820 triliun lebih. Sementara di tahun 2017, nilai investasi ini naik di 2017 mencapai Rp10.084 triliun lebih, dengan kalkulasi PMA sebesar Rp3.114 triliun lebih dan PMDN sebesar Rp6.049 miliar lebih.
Bukan hanya itu, kini mulai banyak perusahaan yang melirik Lamteng sebagai tempat yang memiliki potensi untuk usaha. Sehingga tak heran jika para pengusaha penanam modal, menginvestasikan modalnya ke kabupaten berjuluk Bumi Beguai Jejamo Wawai ini.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah perusahan meningkat. Sesuai data DPMPTSP jumlah perusahan di 2016 hanya 54 perusahan, sedangkan di 2017 mengalami kenaikan sebanyak 64 perusahaan. Artinya sudah ada 10 perusahan dalam kurun waktu satu tahun yang menginvestasikan modalnya ke Lamteng,” terangnya, Selasa (9/1).
Kalkulasi jumlah perusahan di dominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dibanding Penanaman Modal Asing (PMA). Di 2016 PMDN hanya 37 perusahan yang menanamkan modalnya di Lamteng. Dalam kurun waktu satu tahun di 2017 mulai terlihat naik menjadi 47 perusahaan. Sedangkan untuk PMA di 2016 hanya 17 perusahan meningkat menjadi 28 perusahaan.
“Kami juga melakukan pendataan kembali dengan jalan mendatangi perusahaan-perusahaan. Ternyata ada beberapa izinperusahaan yang sudah habis masa berlakunya. Disini kami langsung mendorong perusahaan untuk memperpanjang izin mereka,“ beber Helmi.
Sementara itu, Bupati Lampung Tengah, Mustafa mengatakan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Lampung Tengah dalam rangka meningkatkan roda ekonomi dan iklim investasi. Mulai dari keamanan, program kampung ekonomi creative (KEce), hingga pemberian izin gratis.
Sampai saat ini, pelayanan izin usaha gratis jemput bola di 28 Kecamatan se-Lamteng sudah terealisasi 22 kecamatan dan menerbitkan 4438 sertifikat usaha. Jumlah ini akan terus ditingkatkan di tahun 2018. (Ist/Sl/*)