DUTALAMPUNG ONLINE – Keberhasilan usaha pembibitan sapi potong salah satunya diukur dari produksi jumlah kelahiran anak-anak sapi. Keberhasilan pengelolaan perkawinan sapi potong sangat ditentukan oleh pembibitan sapi potong, masa birahi induk sapi dan perkawinan sapi potong. Perkawinan sapi potong dapat dilakukan dengan cara perkawinan alami dan kawin suntik atau inseminasi buatan yang biasa dikenal dengan nama IB sapi potong.
Pembibitan Sapi Potong
Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai indukan atau pejantan harus memenuhi persyaratan bibit sapi potong unggul. Kriteria sapi potong betina yang akan digunakan sebagai indukan harus memenuhi persyaratan sehat yang terindikasi dari mata sapi bersinar, gerakan sapi lincah tetapi tidak liar. Tidak ada kelainan pada organ reproduksi luar dan bebas dari penyakit menular.
Sapi potong betina tersebut harus berkualitas gizi pakannya dan jumlah pemberian pakan harus diperhitungkan sesuai kebutuhan agar sapi potong betina tidak terlalu gemuk atau kurus. Sebaiknya sapi betina indukan dibudidayakan dengan cara digembalakan yang akan menekan biaya pakan.
Pemilihan indukan sapi potong dapat dilakukan pada sapi dara umur 12–15 bulan, sapi dara sudah mulai menunjukkan tanda-tanda gejala birahi. Namun belum siap untuk dikawinkan. Perkawinan sapi dara yang akan digunakan untuk indukan sapi bibit harus diperhatikan betul yaitu perkawinan sapi dara pertama kali dianjurkan umur 18–24 bulan. Dengan alasan pertumbuhan tubuh sapi betina sudah mencapai optimum untuk mendukung perkembangan janin sapi.
Sapi potong jantan sebagai pejantan harus memenuhi persyaratan- persyaratan perkawinan pertama sapi potong jantan yang digunakan sebagai pejantan dianjurkan umur sapi 18 bulan. Tubuh sapi potong jantan sudah dewasa, mampu mengawini sapi betina dan kualitas produksi semen cukup baik. Untuk bisa menghasilkan perkawinan yang maksimal dianjurkan perkawinan sapi potong jantan dilakukan 2-3 kali seminggu. Setelah dikawinkan dianjurkan sapi potong jantan diistirahatkan supaya kualitas produksi semen berkualitas dan jumlahnya banyak. Seekor pejantan prima mampu mengawini sapi betina 30 ekor. Untuk bisa menghasilkan pejantan prima pemberian pakannya harus berkualitas gizi pakannya, seperti dilansir tabloid sinartani, Selasa (10/5).
Masa Birahi Sapi Indukan
Perkawinan sapi betina tidak bisa dilakukan setiap waktu, sangat tergantung dari masa birahi yang dialami sapi betina. Masa birahi sapi potong betina akan terulang kembali setiap 21 hari sekali. Perkawinan sapi betina yang dilakukan pada masa birahi tingkat keberhasilan pembuahan sangat tinggi. Artinya peluang keberhasilan sapi bunting sangat tinggi.
Waktu yang paling tepat untuk mengawinkan sapi potong betina pada jam ke 9-18 setelah gejala masa birahi pertama kali terlihat. Sebagai contoh bila pertama kali masa birahi sapi potong muncul sore hari dianjurkan perkawinan sapi betina dilakukan pada pagi hari dan jika masa birahi sapi betina muncul di pagi hari perkawinan sapi betina baru dapat dilakukan pada sore harinya. Perkawinan yang terlalu cepat atau lambat tidak akan menghasilkan sapi bunting.
Tanda-tanda sapi betina sedang masa birahi terlihat tanda-tanda berikut : Sapi akan gelisah dan selalu melenguh; Sapi menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding atau tempat pakan; Nafsu makan menurun; Frekuensi kencing mengalami peningkatan; Dari alat kelamin mengeluarkan lendir berwarna bening; Bibir kelamin agak bengkak dan berwarna kemerah-merahan dan bila diraba terasa hangat; Selalu menaiki sapi lainnya dan jika dinaiki sapi yang lain akan diam.(*)