[socialpoll id=”2480944″]PENGALAMAN menjadi seorang jurnalis bagi saya sangat bangga, artinya saya selalu menghadapi banyak pengalaman baru setiap harinya. Contohnya ya, bisa bertemu orang-orang penting, bisa mengobrol santai dengan artis terkenal, bisa jalan-jalan ke tempat-tempat baru dan bisa-bisa lainnya. Hehe…
Itulah yang pertama kali aku (pakai “aku”, maklum orang Sumatra keturunan darah Palembang dan Lampung) rasakan ketika menenggelamkan diri dalam dunia kewartawanan. Terkejut, iya, deg-degan iya, takut iya, semua bercampur jadi satu. Kalau kata orang, rasa nano-nano.
Setelah berdiam diri sesaat di ruang kerjaku yang bannyak kuhabiskan untuk menulis sambil ngopi dan ditemani oleh sebatang rongkok, aku memutuskan akan menuangkan pengalaman-pengalaman bekerja sebagai jurnalis, yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Mudah-mudahan tulisan-tulisan saya bisa menginspirasi, bukan malah membuat “sensi”. hhhaaaaa….biasanya berkaitan dengan kasus.
Okeee… Aku mulai dengan membongkar rahasia wartawan, khususnya istilah-istilah yang dipakai jurnalis di habitatnya sehari-hari. Tentu ada istilah positif (bikin senang) dan negatif (bikin gelisah).
I. Istilah negatif, yang sering bikin gelisah wartawan.
A. Agenda Liputan.
Artinya beban kerja setiap hari. Terkadang harus menghadiri acara yang diadakan institusi pemerintah atau swasta, bisa juga liputan pribadi. Agenda ini sering tidak sesuai jadwal (tambah bikin greget), misalnya acara di undangan jam 13.00 WIB baru mulai pukul 14.00 WIB. Jadi harus siap-siap ya.. :
B. Bobol
Artinya tidak mendapat berita apapun yang ditugaskan alias tangan kosong. Dapat diartikan juga ketinggalan berita-berita besar. Alasannya macam-macam, bisa ketiduran, ban motor bocor, tiba-tiba sakit, godzilla datang, bumi terbelah dan sebagainya.
C. Bodrek
Ini istilah untuk wartawan abal-abal. Orang dulu sering menyebutnya WTS, wartawan tanpa surat kabar (Namun istilah ini gugur dengan sendirinya setelah ada media daring/online). Wartawan bodrek ini banyak ditemukan di acara-acara besar, sering pula mereka nongkrong di kementerian-kementerian, pemda-pemda dan lain-lain. Susah dibedakan dengan wartawan asli. Seing bikin gelisah karena mereka sering membuat jurnalis resmi tertuduh “bodrek”.
D. Dateline.
Dateline itu bukan saudaranya Deadline yaa.. Hehe.. Dateline itu tanggal penulisan berita. Bisa diletakkan di bawah judul artikel, di keterangan foto (untuk pewarta foto) dan dinarasikan (untuk pewarta tivi). Ini penting, kalau lupa siap-siap “dimarahin” redaktur.
E. Deadline.
Batas waktu pengiriman berita. Untuk wartawan tulis, hal ini bisa membuat jari menjadi keriting (karena nulisnya buru-buru).
F. Doorstop
Doorstop artinya mewawancarai narasumber beramai-ramai dalam jarak dekat. Kalau sedang ramai-ramainya, doorstop bisa melukai kaki (diinjak-injak) dan hati (sakit hati karena dapat tempat paling belakang, narsum tak terlihat dan terdengar samar-samar).
G. Editor
Yang mengedit berita, memotong yang salah-salah menambahkan yang (mereka rasa) benar. Hasilnya, beritamu bisa tambah baik, bisa juga tambah buruk. Hahaha…
H. Korlip
Koordinator Liputan tugasnya memberikanmu agenda liputan. Ini adalah sosok yang bisa menghantui seorang jurnalis ke manapun mereka berada, termasuk ketika lagi BAB. Pendeknya, hari esokmu itu ada di tangan dia.
I. Men-transkrip
Artinya mengubah suara dari alat perekam menjadi tulisan. Pekerjaan ini bisa sangat membosankan, terutama kalau durasi rekaman lebih dari setengah jam.
J. “Offside”
Kalau di sepakbola, offside artinya posisi lebih dekat ke gawang lawan daripada pemain belakang tim oposisi. Nah, kalau di dunia kewartawananan, offside itu berita terlalu cepat dipublikasikan, padahal narasumber belum memberikan pernyataan secara lengkap.
Ini memang agak sulit. Saya kasih contoh ya:
“Kami akan menciptakan sebuah WC baru,” kata narsum. Lalu wartawan mengetik dengan cepat dan langsung mengirimkan ke kantor dan segera dipublikasikan. Ternyata selang 5 menit kemudian.”Maksud kami sebuah AC baru,” tutur narsum
K. Redaktur
Bisa disebut “Tuhan”nya seorang wartawan, karena dialah yang memutuskan beritamu, fotomu atau videomu bisa dipublikasikan atau tidak. Kalau korlip itu memegang hari esok, masa depanmu bekerja ada di tangan redaktur.
II. Istilah positif, yang menyenangkan.
A. Dinas Luar
Tugas meliput keluar kota. Bisa diajak kementerian, perusahaan atau LSM. Konsekuensi: anda akan mendapat “jale” dengan nama “uang transport” dan SPJ dari kantor. Combo!
B. Gaji
Diterima setiap bulan. Gak ada yang spesial, semua orang kerja pasti digaji.
C. Goodie Bag
Semacam “mistery box”, lazim dibagikan ketika meliput acara-acara. Isinya bisa apa saja, mulai buku catatan, pena, flash disk, baju dan lain-lain.
D. Humas
Bidang Hubungan Masyarakat. Pasti selalu ada di acara-acara dan melayani kepentingan jurnalis. Biasanya cantik atau ganteng, jadi banyak wartawan yang senang.
E. Jale
Jale, katanya, berasal dari kata “jelas”. Jale adalah uang yang cukup sering diberikan oleh para pengundang liputan. Bisa ditaruh dalam amplop, tanpa amplop ataupun transfer. Besarannya macam-macam, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Besaran-besaran itu dinamakan “liter”, “galon”….
F. Pantulan
Dapat bahan berita dari sejawat, beritanya dipantulkan. Bisa berupa transkrip (sudah ditulis walau mentah) ataupun rekaman. Sangat disenangi para wartawan yang sering bobol.
G. Pusat Gempa
Tempat di mana “jale” bersumber dan didistribusikan. Biasanya ada di orang-orang Humas.
H. Rilis
Berasal dari kata “press release” atau siaran pers. Ini disenangi wartawan-wartawan yang malas (termasuk aku, hehe..), karena bisa mendapat berita tanpa perlu capek-capek liputan. Cukup membuka email dan … kerjakan!
I. SPJ
Surat Pertanggungjawaban. Walaupun kepanjangan sebenarnya adalah “surat”, tetapi bentuk nyatanya adalah uang. Diberikan kantor setelah atau sebelum liputan ke luar kota. Terkadang menjadi penyelamat di kala bokek.
KESIMPULAN :
Kalau melihat hal-hal di atas, ternyata istilah negatif (11) lebih banyak dari positifnya (9). Apakah itu menandakan bahwa menjadi jurnalis bukanlah profesi yang menjanjikan?
Sebenarnya semua bergantung kepada pembaca. Kalau aku sih, selama kita menikmati, setiap pekerjaan yang dilakukan pasti menjanjikan (hal-hal baik).
Sudah dulu, ya. Silakan ditambahkan jika pembaca budiman dan budiwati tahu istilah-istilah unik lain dalam lika-liku kehidupan wartawan selain yang di atas.
Salam Journalit….!!!