Tanjung Redeb – (Duta Lampung Online,) Acara Malam Temu Tokoh Dan Silaturahmi yg di gelar Di ruang pertemuan Balai Mufakat komplek rumah dinas Bupati Berau pada Sabtu, 14 Januari 2023, pukul 19:00 wita.
Acara yang di Inisiasi oleh Lembaga Adat Bersatu BABADA (Adat Banua, Adat Bajau, Adat Dayak) berlangsung dengan penuh persaudaraan, kekeluargaan dan kehangatan.
Hadir dalam Acara Malam Temu Tokoh tersebut Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, S.H. M.Hum, Kalpolda Kaltara, beserta rombongan di sambut hangat oleh Drs. H. Makmur Hapk, MM yg merupakan Anggota DPRD kaltim dan Bupati Berau beserta OPD.
Turut Hadir pula dalam acara ini Sultan Bulungan Bapak Datu Disan Maulana serta para Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dari provinsi Kaltara yg di sambut penuh rindu kedatangannya oleh Paduka yang Mulia Sultan Gunung Tabur, sementara Paduka Sultan Sambaliung berhalangan hadir di sebabkan oleh ganguan kesehatan sehingga beliau berhalangan hadir.
Dalam sambutannya Bupati Berau menyampaikan rasa syukur karna untuk yg kesekian kalinya di pertemukan dengan tamu kehormatan yaitu Bapak Gubernur Kaltara.
” Pertama-tama mari kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karna pada malam hari yang berbahagia ini kami kembali lagi kedatangan tamu kehormatan Bapak Gubernur beserta rombongan dari Provinsi Kalimantan Utara di tempat kami di Bumi Batiwakkal dalam bentuk silaturahmi dan dialog” ujarnya.
“semoga silaturahmi dan perjumpaan kita pada malam hari ini menjadi momentum yang special, kedepan demi terwujudnya Kabupaten Berau dan Provinsi Kaltara yg lebih maju dan sejahtera sehingga terhindar dari konflik yg dikhawatirkan” Tutupnya.
Dalam sambutannya Drs.H.Makmur, Hakp,MM memberikan penjabaran yang luar biasa serta panjang lebar tentang hubungan yang sangat erat dan dekat sekali antara Kab.Berau dan Provinsi Kaltara.
“Kalau saya melihat kembali seperti Adinda Ahmad Jupri anggota DPRD Kaltara yang berasal dari Berau, Pak Ustadz Jalil kakanda saya didikan agamanya dari Berau dan bahkan jadi Kyai di Kaltara, kemudian Sekwilda kaltara ada Pamannya di Berau, kalau Asisten 2 memang Orang Berau, banyak sebenarnya Orang Berau di Kaltara”, paparnya.
“Kalau di Tarakan para pejabatnya tidak lepas dari orang Berau, dan saya berterima kasih kepada pak Gubernur bahwa banyak anak-anak Berau yang bekerja di kantor Gubernur Kaltara, bagi kami Bulungan, Nunukan, Malinau, Tana Tidung kemudian Tarakan, semuanya merupakan satu kesatuan dari dulu kita semuanya bersatu-padu dan memang keluarga kita ada disana”, bebernya.
“Saya juga ingin menyampaikan pertama kepada bupati Berau beserta perangkat daerah yang hadir, saya kira bahwa apa yang dilakukan oleh bapak Gubernur Kaltara kita sambut dengan baik, persoalan nanti akan kita ikut serta dan sebagainnya kan ada rakyat kita menentukan dan di analisa”, sambungnya.
“Perlu untuk di ketahui Almarhum Pak Drs.H.Masdjuni (Bupati Berau 2 periode 1995-2000 dan 2000-2005) pertama kali bersama-sama dengan Walikota Tarakan dan Bupati Bulungan bersama mahasiswa Berau di malang, sampai-sampai beliau membeli asrama untuk mahasiswa berau disana”, lanjutnya
“Di tempat itulah pertama kali pencetusannya dan pertama kali di tetapkan nya kita bangkit untuk membentuk Kaltara di Pulau Derawan”, terangnya.
“Senada dengan pak Gubernur bahwa aspek pelayanan dan hal inilah yg diangkat termasuk oleh masyarakat, tidak ada kata lain menyangkut pemekaran hal yg paling penting adalah pendekatan aspek pelayanan”, singgungnya.
“Harapan saya ini menjadi pemahaman kita bersama dan kepada Bupati berau Forkopimda, tokoh2 masyarakat Berau, para Sultan-sultan Sambaliung dan Gunung Tabur, BABADA dan Pemangku Adat yang lain kita berterima kasih dengan Pak Gubernur, suka dan tidak suka kita berbatasan dengan Kaltara, untuk di ketahui program Kaltara ini adalah bagian dari program Negara yang di perhatikan, karna berada di depan negara Tetangga, apapun bentuknya Kaltara itu akan berupaya semaksimal mungkin agar Negara Memperhatikan”, sambungnya.
“Jadi harapan saya kepada teman2 tokoh disini jangan sampai kita berpendapat lain dan di artikan macam-macam, mari kita ajak masyarakat kita bersama-sama mengkaji hal ini, dan mengawali serta merajut kembali hal yang terputus, itu yang terpenting”. pungkasnya