Duta Lampung Online (DLO) – Selain masalah kriminalitas yang cenderung semakin tinggi intensitas dan frekuensinya, ternyata masyarakat juga dihantui oleh kemungkinan naiknya harga pangan. Berdasarkan hasil survey Nielsen terhadap 500 konsumen dalam jaringan (online), 17 persen konsumen mengkhawatirkan masalah kriminalitas dan 13 persen khawatir dengan naiknya harga komoditas pangan.
Survey ini menunjukkan, konsumen masih merasakan beratnya kenaikan harga pangan pada awal tahun hingga menjelang lebaran tahun ini. Konsumen khawatir, lonjakan harga pangan akan semakin ‘menggila’ ketika lebaran semakin dekat, seperti dilansir dari Sinar Tani, Selasa (24/5).
Meskipun demikian, indeks keyakinan konsumen (IKK) masih menunjukkan peningkatan dibandingkan akhir tahun lalu. Artinya, konsumen masih optimis mampu menghadapi berbagai gejojak yang mungkin timbul terkait dengan kemungkinan kenaikan harga pangan. Konsumen tampaknya juga masih yakin, pemerintah bisa menjaga gejolak harga yang mungkin akan terjadi.
Konsumen merasa tidak perlu yang ada dikhawatirkan dengan harga pangan sampai dengan lebaran nanti. Artinya, konsumen khawatir terhadap kemungkinan gejolak harga pangan tetapi masih sampai batasan wajar tidak menimbulkan keresahan dan kegelisahan.
Kalau persepsi konsumen benar, tentu ini menjadi sinyal positif bagi masyarakat, pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan dengan kehidupan yang damai dan tentram. Kita semua bisa menghadapi lebaran dengan tenang. Namun bukan berarti kita kehilangan kewaspadaan karena bisa saja terjadi ada kondisi tertentu yang membuat harga pangan tiba-tiba bergejolak.
Kita tahu, bisa saja ada ‘pemain besar’ yang saat ini sedang bersiap-siap memainkan jurusnya tepat menjelang bulan puasa, dan kemudian membuat ‘puting beliung’ harga komoditi pangan menjelang lebaran. Pengalaman selama ini menunjukkan, mereka memiliki kekuatan cukup besar untuk mengendalikan harga.(*)