Lampung Barat(DLO)- Petani kopi di Lampung Barat terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan. Buah dari ketekunan petani dalam mengelola lahan perkebunan kopi dengan teknik penyambungan menjadikan petani kopi di Pekon Giham Sukamaju, Kecamatan Sekincau, Imam Rosadi menjadi juara ketiga tingkat nasional kategori kopi unggul.
Tak cuma itu, kopi yang dibudidayakan Iman di areal perkebunanan Pekon Giham dilirik oleh buyer kopi dengan harga yang cukup fantastis yaitu Rp145 ribu per kilo.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat, Try Umaryani, Rabu (13/9/2017), mengatakan pemerintah daerah merasa cukup bangga atas keberhasilan Imam Rosadi dalam mengelola lahan hingga menghasilkan kopi produk unggul dan meraih juara tiga tingkat nasional.
”Tentu pemerintah sangat bangga dengan prestasi pak Imam, apalagi kopi yang dihasilkan di kebun Imam ditawar oleh buyer Rp145.000 per kilo. Meski ini baru tawaran dari buyer, tapi ini menunjukan jika petani kopi Lambar memiliki kualitas yang baik,” kata Try.
Salah satu point yang membuat kopi pak Imam menjadi kopi unggul, menurut Kadis, karena biji kopi yang berukuran besar dan pola petik dilakukan saat buah merah atau sudah masak. ”Jadi bijinya besar-besar, itu salah satu keunggulannya. Rata-raya satu batang buahnya di atas dua kilo,” kata Try.
Atas keberhasilan tersebut,Try Umaryani menuturkan jika pemerintah kabupaten melalui dinas terkait menjadikan lahan perkebunan Imam Rosadi sebagai percontohan bagi petani lainnya di wilayah tersebut.
”Kebetulan tadi kita kunjungan bersama beberapa kelompok tani dan dinas ke kebun pak Imam, memang buah kopi yang kami petik bijinya besar-besar dibandingkaan kopi pada umumnya. Kita juga dicontohkan bagaimana tekni penyambungan yang baik,” papar Try.
Selain itu, lanjut Try, pihaknya juga berencana bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon (DPMPP) menjadikan wilayah tersebut sebagai kampung kopi. ”Kebetulan memang pak Imam belum membuat pembibitan, kita dorong beliau melakukan pembibitan, untuk memudahkan petani lain mendpaatkan bibit kopi unggulan,” jelas Kadis.(iwan)