Ketum PWDPI Dukung Langkah FORWADIK Kawal Proses Kasus Penganiayaan Wartawan

0
60
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia ( PWDPI), Muhammad Nurullah Roni Salim.

Sumatera Utara (Duta Lampung Online)- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia ( PWDPI), Muhammad Nurullah Roni Salim, mendukung Forum Wartawan Pendidikan (FORWADIK) Riau mendesak penegak hukum untuk segera menangkap preman yang menganiaya wartawan dengan mengatas namakan Pj Walikota Pekanbaru.

Ketum PWDPI, Nurullah panggilan akrab, Muhammad Nurullah Roni Salim mengatakan, Viral diberitakan media online Pekanbaru sejak pagi tadi, Sabtu (8/10/2022), oknum preman yang mengatasnamakan Pj Walikota Pekanbaru melakukan penganiayaan berat terhadap Pimred riauwicara.com, Miftahul Syamsir di sebuah Kafe di Jalan Rajawali, Sukajadi Kota Pekanbaru, Jumat (7/10/2022) malam.

“Penganiayaan terhadap Pimred media online, dinilai FORWADIK adalah upaya mengkriminalisasi kerja wartawan di tengah masyarakat. Wartawan sebagai kontrol sosial dan memberitakan ke tengah masyarakat sehingga pembangunan jadi seimbang,”ujar Nurullah yang juga Direktur Media Duta Lampung Online dan Pena Berlian Online, pada (9/10/2022).

Logo atau lambang Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia ( PWDPI)

Nurullah mengatakan, Berdasarkan pengakuan Miftahul Syamsir, kepada pengurus FORWADIK Riau yang mengunjunginya di RS Santa Maria mengatakan berita yang diberitakan di medianya, sudah memenuhi kriteria KEJ. Pemberitaan tentang banjir dan persoalan parkir di Kota Pekanbaru.

“Tapi, kata Uul yang menjadi topik utama sampai pelaku penganiayaan menelepon, adalah penyataan saya yang dikutip media riauwicara.,” kata Nurullah mengutip perkataan Uul .

Ketum PWDPI juga menjelaskan, menurut keterangan Uul bercerita tersendat-sendat sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya akibat hantaman sedikitnya enam orang preman yang dibawa pelaku. Sembilan jahitan di puncak kepala, memar dan bengkak di mata dan sekujur wajah serta lebam-lebam lain di bagian tubuhnya.

Nurullah sepakat dengan perkataan Miftahul Syamsir dan keluarga meminta aparat hukum menyelidiki paristiwa ini dengan penuh keadilan. Sebagai korban, mereka tidak ingin bermusuhan dengan siapapun, tapi melihat kondisi dirinya saat ini mereka ingin pelaku dan kawan-kawan dan otak kejadian itu diringkus serta dihukum berat.

Terpisah, seperti diketahui Ketua Presedium FORWADIK Riau, Munazlen Nazir menyatakan kekecewaannya pada Pj Walikota yang memilihara preman untuk melakukan komunikasi dengan wartawan. Untuk itu, dimintanya Pj Walikota kooperatif dan memgasilitasi pihak aparat hukum untuk menangkap oknum pelaku dan kawan-kawan yang sudah mencemarkan nama baik Pj Walikota.

“Saya sudah hubungi Pj Walikota, beliau yakin tidak memberikan perintah untuk melakukan pemukulan. Menurut Muflihun, dia berkawan dengan media, tak mungkin melakukan hal itu,” ujar Munazlen Nazir.

Ditambahkan Munazlen Nazir, dengan adanya bantahan Pj Walikota ini kita mendesak aparat penegak hukum untuk segera menangkap pelaku, jika terbukti bersalah harus dihukum seberat beratnya.

“FORWADIK akan mengawal kasus ini, karena berkaitan dengan pekerjaan kita sebagai wartawan. Dan ini harus benar benar dilakukan aparat penegak hukum, demi keadilan dan legitamasi pekerja pers di Riau. Sampai kemanapun, kita akan kawal ini.” tegas Munazlen Nazir.( SHDt)