

Way Kanan (Dutalampung Online)-– Harakah (gerakan) sedekah oksigen bagi sejumlah pesantren oleh alumni Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional 2016 PC Ansor Way Kanan dan Gusdurian Lampung merupakan kerja organisasi yang kreatif berbasis penyelesaian persoalan di sekitar. Demikian penilaian Agung Rahadi Hidayat, Sekretaris PMI Way Kanan yang juga Ketua PAC Ansor Way Tuba, beberapa waktu lalu.
“Menanam pohon outputnya adalah tumbuhnya pohon dengan baik. Dan outcome menanam pohon justru malah banyak, seperti pepatah siapa yang menanam maka ia pula yang memanenya, dan apa yang dipanen adalah sesuai apa yang ditanamnya,” kata Agung di Blambangan Umpu.
Agung Rahadi mengatakan, Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek. Harakah penghijauan sedekah okisgen didukung Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Wilayah Lampung sejalan dengan kearifan lokal masyarakat.
Menurut Agung Rahadi, Pribahasa Lampung mengajarkan ‘Kepak ya mulan hapa, titanomko juga ya, kepak mak ngambuah, bulungni sejakh jadi pangkhenggom’ Artinya, walau bibit tidak bernas, tanamkan juga, meskipun tak berbuah, daunnya berguna untuk perindang. Jangan malas mengerjakan atau bertanam apa saja. Jangan membiarkan tanah gundul, karena daun kayu tetap saja memberikan manfaat pada manusia.
Agung Rahadi juga mengatakan, ada empat hal yang didapat dari menanam pohon, Pertama, imbuh Agung, pohon yang ditanam akan memberi keteduhan karena lebatnya dedauanan yang berkanopi. Kedua, hijau dedaunan dan buah yang elok memberi efek refreshement (menyegarkan, menyedapkan dan mencari ketenangan) berwisata dengan sangat murah untuk bahagia.
“Ketiga, lebar dedauanan menyerap dan menjerat polutan yang menyegarkan udara ambien dan mengurangi efek gas rumah kaca penyebab beban mahkluk bumi yang makin menderita karena pemanasan global saat ini. Satu batang pohon rindang akan menghasilkan oksigen yang dapat dihirup 10 orang per tahun,” kata dia lagi.
Selanjutnya kata dia, keempat, buah memberi nilai ekonomi, bukan hanya karena sehat dikonsumsi tapi bicara soal ketahanan pangan. Jika tidak lagi produktif, kayunya bisa juga dijual untuk material bangunan.
“Khusus yang kelima adalah bonus. Jika harakah ini dilakukan dengan ikhlas untuk kemaslahatan tentu menjadikan amal. Manfaat dari harakah sedekah bisa diukur sehingga layak dilanjutkan,” pungkasnya.(Maria)