Keren, Marinir Piabung Khatam Alquran dalam Satu Jam

0
13
Prajurit Brigif-3 Marinir saat menulis dan membaca Al Quran dengan metode Follow The Line. (Foto Fahrurrozi)

Pesawaran (Dutalampung Online)-Tidak seperti hari biasanya, jika aktifitas di Makobrigif -3 Marinir Piabung di Kabupaten Pesawaran diisi dengan latihan militer, namun kali ini berbeda. Ya, sebanyak 600 prajurit Brigif -3 Piabung mengkhatamkan menulis dan membaca Alquran hanya dalam waktu satu jam.

Tradisi siraman yang dilaksanakan oleh Danyonif- 7 Marinir kepada prajurit yang naik pangkat. (Foto: Ist)
Tradisi siraman yang dilaksanakan oleh Danyonif- 7 Marinir kepada prajurit yang naik pangkat. (Foto: Ist)

“Sesuai dengan komitmen Danbrigif, Pak Werijon. Beliau ingin membudayakan menulis dan membaca Alquran sebagai budaya Marinir. Untuk itu sebanyak 600 prajurit Brigif -3 Marinir Piyabung mengkhatamkan Alquran, baik menulis sekaligus membacanya melalui metode Follow The Line (FTL) dalam waktu satu jam,” ungkap Kiyai Ajeng Andekak (Kiyai Dekak) dari Iqro Bil Qolam FTL (Follow The Line), Jakarta didampingi Kiyai Fuad Rifa’I dan ustad lainnya, usai kegiatan menulis dan membaca Al Quran di Masjid Makobrigif -3 Marinir, Rabu (4/5).

Dikatakan, tujuan dari kegiatan menulis dan membaca Alquran dengan metode FTL tersebut dimaksudkan guna membentuk karakter khususnya dilingkup prajurit Brigif-3 Marinir. Sehingga, diharapkan dengan pembentukan karakter yang tangguh, dapat membentengi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Dok-Komandan Batalyon Infanteri-9 Marinir, Letkol Mar Datuk Sinaga saat menerima Tamtama Remaja Angkatan 35 Gelombang 1 Tahun 2016. Foto: Edy Susanto/rnn/radarlampung.co.id
Dok-Komandan Batalyon Infanteri-9 Marinir, Letkol Mar Datuk Sinaga saat menerima Tamtama Remaja Angkatan 35 Gelombang 1 Tahun 2016. Foto: Edy Susanto/rnn/radarlampung.co.id

“Kadang-kadang tanpa disadari karakter kita sudah hilang. Jadi, pembentukan karakter tersebut bukan hanya sejak dini. Bahkan, setelah umur 20 tahun, akan terbentuk karakter baru. Makanya, dengan khatamnya Alquran dapat menjadikan pola fikir dan dasar untuk membentengi negara kita,” ucapnya.

Kegiatan menulis dan membaca Alquran yang mengangkat tema “Marinir Sebagai Pelopor dan Pengawal Budaya Menulis Alquran” tersebut diharapkan dapat membangun karakter yang mutlak harus dimiliki oleh seorang prajurit yakni Siddiq; Amanah; Fathona; dan Tabligh. Dimana dari empat karakter utama tersebut dijabarkan dalam 20 karakter diantaranya jujur, mawasdiri, hati-hati dan disiplin yang terdapat di karakter Siddiq.

Doc-Prajurit Batalyon Infanteri- 7 Marinir saat mengikuti kejuaraan menembak Pangdam Jaya Cup Tahun 2016. Foto: Ist
Doc-Prajurit Batalyon Infanteri- 7 Marinir saat mengikuti kejuaraan menembak Pangdam Jaya Cup Tahun 2016. Foto: Ist

Kemudian karakter Amanah terdiri dari bertanggungjawab, konsisten, fokus, taat, sabar dan telaten. Sedangkan pada sifat atau karakter Fathona yakni cerdas, mandiri, tenang dan ulet. Terakhir, karakter Tabligh terdiri dari karakter ikhlas, tangguh, kasih sayang, taqwa dan suci.

“Dari empat karakter yang dijabarkan pada 20 karakter tadi, itu merupakan karakter yang sangat ABRI sekali,” ucapnya.

Menurutnya, menulis dan membaca Alquran dengan metode FTL di Indonesia sendiri kali pertama ditemukan oleh Kiyai. H. Farjain. Dan metode FTL sudah disosalisasikan di beberapa provinsi di Indonesia sejak 12 tahun silam. Dimana, metode FTL tersebut pada hakekatnya pada zaman Rosullullah, para kholifah itu menulis Alquran sudah dari dulu. Dimana, mereka menulis Alquran untuk mencari keilmuan.

Doc-rls-Penanaman mangrove secara massal di Mangrove Centre Marga Sari Labuhan Maringgai Lampung Timur. (Foto: edy susanto/rnn/radarlampung.co.id)
Doc-rls-Penanaman mangrove secara massal di Mangrove Centre Marga Sari Labuhan Maringgai Lampung Timur. (Foto: edy susanto/rnn/radarlampung.co.id)

“Nah, dengan metode FTL ini, Alquran akan lebih mudah dipelajari dan dilakukan (menulis dan membaca). Pada prinsipnya, tidak ditingkat anak-anak atau dewasa ketika menulis sudah barang tentu akan membaca. Secara teoritis itu terbukti,” jelasnya.Seperti dilansir dari Radar Lampung.com.

Apakah metode FTL nantinya akan dimasukkan pada kurikulum, baik di sekolah umum maupun madrasah disemua tingkatan? Diakuinya, hal itu sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Alhamdulillah sudah kita sosialisasikan kepada pemerintah. Mudah-mudahan melalui program ini, dapat menggerakkan pemerintah bahwa kami ada. Dan kami sangat berharap agar umat muslim di Indonesia mempunyai pola fikir Qurani. Kita berharap agar virus menulis dan membaca Alquran harus terus mewabah dan ditularkan, karena ini virus yang sangat positif untuk membangun generasi muda,” pungkasnya.

Komandan Brigif Marinir Piabung Kolonel (Mar) Werijon memimpin prosesi sertijab Danyonif 9 dan Dankima. (Foto: M. Heriza)
Komandan Brigif Marinir Piabung Kolonel (Mar) Werijon memimpin prosesi sertijab Danyonif 9 dan Dankima. (Foto: M. Heriza)

Berdasarkan pantauan, masing-masing prajurit marinir sedikitnya menulis ayat suci Alquran sebanyak 3 lembar. Dimana, mereka tinggal menebalkan tulisan Alquran tersebut dengan menggunakan pensil pada setiap lembarnya.(RL)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here