BANDARLAMPUNG-Kapolda Lampung Brigjend Ike Edwin mempertanyakan keakuratan data Serikat Nelayan Indonesia (SNI) yang menyebut terjadi perompakan terhadap 250 kapal nelayan asal Karawang di perairan Lampung.
“Data itu dari mana ? Kasus curanmor di Lampung saja tidak sampai 250. Datanya nggak ada. Kalau ada, kami mau lihat TKP-nya dimana? Kan curas, rampok atau pembunuhan itu ada TKP nya. Lha, yang 250 itu TKP-nya dimana?” kata Ike, seperti dilansir dari Fajar Sumatra.com, Senin (22/8/2016).
Data milik Direktorat Kepolisian Air (Ditpolair) Polda Lampung mencatat hanya satu kejadian perompakan kapal nelayan di perairan Lampung.
“250 itu adalah seperempatnya jumlah kasus gabungan Polda Lampung dan seluruh jajaran lho. Makanya jadi tanda tanya besar nih, itu 250 dari mana? Lagipula data di Polairud nggak segitu dalam setahun ini. Kalau dari kurun waktu juga nggak segitu kalau dihitung. Satu kejadian tadi juga dalam kurun waktu enam bulan. Dan itu juga sudah ditangkap. Jadi yang katanya rawan rompak itu dimana?” tegasnya.
Ike bersama Dirpolair Polda Lampung Kombes Rudi Hermanto dan Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih hari ini mendatangi berbagai titik di perairan Lampung. Saat patroli, Ike sempat berkomunikasi dengan para nelayan.
“Saya ngobrol dengan mendatangi nelayan kita itu, mereka bilang nggak ada tuh rompak. Aman-aman saja melautnya. Jadi kesimpulan sementara yah aman saja. Kalau ada yang jadi korban rompak, ayo jangan takut lapor dan sampaikan,” tambah Ike.
Ike sementara memerintahkan patroli dilaut tetap dijalankan Ditpolair Polda Lampung. Selain amankan laut dari kapal asing, juga menjaga nelayan dari kemungkinan rompak. Sementara tugas penjagaan perairan laut Lampung masih bisa dijaga oleh anggota Ditpolair Polda Lampung. “Tapi hasilnya lebih baik lagi dengan koordinasi penjagaan bersama Lanal, Dinas Kelautan dan Perikanan, Bea Cukai, ASDP, Syahbandar dan Marinir,” pungkas Ike. (*)