Way Kanan (Dutalampung Online)– Brigjen Pol Dr. Ike Edwin yang baru menjabat sebagai kapolda Lampung ternyata menyimpan kerinduanya untuk bisa kembali menginjakan kakinya ke kampung Tanjung Raja Giham, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way kanan. Alhasil, usai melantik Satgas Anti Narkoba Kabupaten Way kanan, di Gudung Serba Guna Pemkab Way kanan pada Kamis (28/7) siang.
Kapolda Lampung Ike Edwin tanpa basa-basi langsung minta ditemani pulang ke kampung Giham, yang menurut kapolda tepat hari ini, genap sudah 54 tahun dirinya meninggalkan kampung Giham.
Sosok Kapolda Ike Edwin rupanya memang sangat digemari oleh Masyrakat setempat. Terbukti, setibanya dikediaman Raja kampung Giham, Sulung, ratusan masyrakat Giham langsung berlomba-lomba untuk dapat menyalami seorang Brigadir Jendral Polisi itu. Setalah sekian waktu berbincang-bincang melepas kangen, Kapolda menuju ke tepi sungai Way Giham tempat paporitnya suaktu dulu berenang.
Dengan ditemani Bupati Way kanan Raden Adipati Surya dan Kapolres Way Kanan Yudi Chandra, kapolda langsung menceritakan kisahnya di Sungai Way Giham. Dalam kisahnya itu, Kapolda banyak mebuka kembali sejarah kampung Giham. Salah satunya, tentang sosok Buaya yang kerap ia lihat ketika sang Kakek meminta buaya itu memuncul dihadpanya.
Bahkan, disela ceritanya, Kapolda juga acapkali berguyo. “Jika tidak mandi Way Giham mungkin Ike Edwin tidak bisa jadi kapolda Lampung seperti saat ini,”kira-kira seperti itu lah salah satu lelucon kapolda Lampung Brigjen Pol Ike Edwin, kepada Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya, dan Kapolres Way kanan AKBP Yudi Chandra saat menemaninya melihat Sungai Way Giham, tempat biasa ia seberangi dan selami tepatnya 54 tahun lalu. “Meski sudah sangat lama sekali saya tidak ke Giham, namun saya sangat bangga bahwa masyarkat Giham masih memegang teguh budaya adat istiadatnya. Di tempat ini lah kisa saya dimulai,”ujar Kapolda saat dikonfirmasi disela-sela kegiatan.
Berdasarkan pantauan Nyokabar.com, dilapangan, di kampung Giham ternyata terdapat salah seorang sosok yang dianggap sangat berjasa bagi kapolda. Ternyata, sosok itu adalah seorang wanita bernama sening, anak perempuan dari Sutan Pak Marga, yang juga merupakan saudara perempuan dari sang Ibu Kapolda sendiri.
“Dulu bibik saya ini lah yang rajin membantu saya suaktu saya. Dulu tidak ada kendaraan darat yang langsung menuju ke Palembang selain masih lewat air. Jadi saya dulu itu menuju ke Palembang baru bisa menumpang kereta Api itu setelah Transit dari Negara Batin menggunakan Perahu ke Giham ini lah,”ungkap Kapolda, seraya menambahkan saya berpesan agar masyarakat Giham juga bisa brpartisifasi dalam menjaga ketertiban Kabupaten way kanan. Dimana jika Kabupaten way kanan aman maka Masyarakat Giham sudah membantu tugasnya sebagai Kapolda Lampung,”pungkasnya.(*)