Bandar Lampung (DLO)- Ketersediaan air minum di Kota Bandarlampung masih belum memadai. Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perlu dipercepat agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Wali kota Bandarlampung, Herman HN pada rapat Koordinasi Stakeholder Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Selasa (1/8).
Menurut Herman, nantinya proyek SPAM ini akan menyambungkan 60 ribu saluran air untuk warga di 8 kecamatan. “Mudah-mudahan proyek nasional dengan nilai Rp1,1 triliun ini bisa berjalan dengan cepat dan dapat digunakan oleh rakyat,” imbuh dia.
“Saat ini ketersediaan air minum di Bandarlampung masih tertinggal jauh. Untuk mengejar target 100 persen akses air minum yang aman pada 2019, dibutuhkan peningkatan sekitar 30 persen pertahun,” kata Herman HN.
Herman menyatakan, tantangan dalam pengembangan SPAM sangat berat, diantaranya, tidak adanya idle capacity, kebocoran air minum perpipaan masih tinggi, ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Tantangan lain, keterbatasan pendanaan karena untuk mencapai 100 persen akses aman air minum bagi masyarakat, dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Selain itu, kata dia, banyak kendala lain yang harus diselesaikan dalam proyek SPAM KPBU. “Kalau untuk proses prakualifikasi telah selesai dengan ditetapkannya peserta yang lolos prakualifikasi pada 5 Juli lalu,” ujar dia.
Namun, sambung Herman HN, untuk surat dukungan dari Menteri PU/PR secara prinsip dapat memberikan dukungan dalam hal pembiayaan dan pembangunan jaringan distribusi utama sistem gravitasi, perizinan pemanfaatan ruang milik jalan nasional dan perizinan konstruksi bangunan intake dan SIPPA telah diperoleh tanggal 11 Juli 2017.
“Surat izin prinsip dari Dirjen Perkeretaapian juga sudah ada, terbit pada 23 Mei lalu, ditambah lagi Perda No 2 tahun 2017, tentang proyek SPAM ini pada 14 Juni lalu,” jelas dia.
Kendalanya saat ini, tinggal kelengkapan Amdal dari provinsi, dan saat ini sedang dalam proses. “Mudah-mudahan amdalnya bisa cepat selesai. Nantinya, air ini kita beli dengan harga Rp5 ribu perkubik air, dan akan kita jual ke masyarakat sebesar Rp6500. Jadi tidak memberatkan warga,” demikian kata Herman HN(rls/Hn)