MESUJI (Duta Lampung Online) – Aan Setiawan (38) jurnalis salah satu media online yang bertugas di Mesuji jadi korban penganiayaan dan pengroyokan oleh 3 orang yang tak dikenal (OTK). Aan mengalami luka robek dibagian pelipis mata kanan dan bibir serta luka dihidung.
Pengroyokkan terjadi di sebuah karaoke Valencia, Kabupaten Tulangbawang, sekitar pukul 19.00 WIB. Kamis, 12 September 2019. Atas kejadian itu, Aan Setiawan melapor ke Polsek Banjar Agung, Kabupaten Tulangbawang.
Berdasarkan hasil Berita Acara Pelaporan terkutip kejadian, saat itu korban bersama Buhari yang juga seorang jurnalis dan 4 rekan lainnya sedang karaoke Valencia Unit 2, sekitar pukul 17.00 WIB.
Kemudian, pukul 19.00 WIB, korban keluar dari ruang (Room) karaoke, saat itulah, tiga orang pelaku langsung menghajar korban dengan sebuah botol mengenai pelipis mata kanan korban. Secara bertubi para pelaku menghajar korban, hingga mengalami luka di bibir korban. Rekan korban atas nama Buhari berupaya melerai, namun para pelaku memukul wajah.
Dari kejadian itu, Aan Setiawan dan Buhari bersama rekan-rekannya pergi ke RS Mutiara Bunda Unit 2, Tulangbawang, untuk dilakukan penanganan medis dan visum.
Setelahnya melaporkan kejadian ke Polsek Banjar Agung, dengan bukti laporan No:TBL/279/IX/2019/Polda Lampung/Res Banjar Agung, tanggal 12 September 2019.
Di waktu terpisah, Ketua AJOI DPC Kabupaten Mesuji, Herman Baginda berkesempatan datang mendampingi korban laporan di Polsek Banjar Agung, mengatakan, mendesak penegak hukum wilayah Kabupateb Tulangbawang, khususnya tim Polsek Banjar Agung, untuk dapat segera menangkap para pelaku.
“Aan Setiawan juga adalah Wakil Ketua AJOI DPC Mesuji, karena itu diharap pihak Polsek dapat dengan segera menangkap para pelaku pengroyokkan terhadap Aan,” tegasnya.
Herman Baginda menambahkan, “Tindak kekerasan terhadap jurnalis, oleh dan dari pihak manapun merupakan bentuk ancaman baru, kekerasan nyata bagi jurnalis, utamanya kekerasan fisik langsung, hal ini juga sebagai refrensi bersama bahwa dari kejadian yang menimpa Aan Setiawan dan Buhari, menambah catatan kekerasan terhadap jurnalis,”ungkasnya.(Ujang)