Dang Ike Jendral yang Gemar akan Sejarah dan Kearifan Lokal

0
80
Dang Ike Jendral yang Gemar akan Sejarah (Ist)

Bandar Lampung (Duta Lampung Online) – Irjen Pol lke Edwin, SIK, SH, MH, MM adalah Jenderal yang suka sejarah Budaya Nusantara beliau patut diacungi jempol dan menjadi tauladan bagi tokoh Bangsa lainnya.

Pasalnya, hal ini bisa dibuktikan saat Dang Ike sapaan akrab lrjend Pol. DR. Hi. lke Edwin, SIK., SH, MH, MM berdinas di Polda Sulawesi Selatan beliau merangkul Raja-Raja di Sulawesi Selatan untuk menjaga Kamtibmas, masyarakat merasa terhormat dan dihargai sehingga dengan sukarela mendukung Polri dan Pemerintah Daerah dalam menjaga mengawal Pembangunan sehingga Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Provinsi yang paling maju di wilayah Indonesia wilayah Timur.

Dang Gusti Ike Edwin, sebagai Anak Bangsawan tinggi Lampung dan begitu cintanya dengan Budaya kearifan lokal maka didirikanlah Lamban Kuning, saat menerima Mahasiswa Universitas lslam Negeri Raden Intan (UIN) Lampung yang sedang melakukan Studi kebudayaan Jum’at (15/11/19)

Lamban Kuning (Ist)

“Kita masih dalam heroik memperingati hari Pahlawan 10 November sejarah membuktikan bahwa yang melawan dan mengusir penjajah adalah Bangsawan Nusantara dan Hulu Balang Tentara Kerajaan dan para Ulama Seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dien Bangsawan dari Aceh, Tuanku lmam Bonjol Bangsawan dari Sumatera Barat, Sultan Taha Bangsawandari Jambi’ Sultan Badaruddin Bangsawan dari Sumatera Selatan,” urai Dang Ike.

Kemudian, Lanjut Dang Ike, Pangeran Suhaimi Bangsawan dari Lampung, Pangeran Diponogoro Bangsawan dari Pulau Jawa’ Sultan Hasanuddin dari Sulawesi, l Gusti Ngurah Rai dari Pulau Bali, Patimura dari Maluku’ KH.Dewanta ra Ulama dari Yogyakarta’ Sultan Hamengkubuwono Bangsawan dari Yogyakarta dan ribuan lagi Bangsawan yang tercatat dengan tinta emas sejarah Republik Indonesia. Mereka semua menjadi suhada untuk menegakkan Negara tercinta ini.

“Kini kehidupan para Ahli waris pejuang ini sangat perlu menjadi perhatian pemerintah. Karena, sejak tahun 1948 pemerintah kerajaan Adat telah di hapuskan dan diganti dengan Presiden Gubernur, Bupati, Walikota, Camat,, Lurah, Kepala Desa/Pekkon juga wewenang kerajaan Adat untuk mencetak Uang juga di cabut’ penguasaan tanah juga di cabut sejak 1960 sehingga praktis kehidupan para tokoh Adat sangat berat sementara tanggungjawab sosial tidak bisa di lepaskan,” jelasnya.

Karena apabila dilepaskan maka wibawa seorang tokoh Adat akan ditinggalkan oleh pengikutnya, apabila seorang tokoh Adat ditinggalkan oleh pengikutnya maka sirnalah kearifan lokal itu untuk itulah maka Dang Ike seorang jenderal yang Suka Sejarah ini mendirikan Lamban Kuning dengan harapan untuk melestarikan dan mensosialisasikan kearifan Lampung kepada Masyarakat dan Generasi mudah agar adat Lampung tetap hanggum (bangga) dengan adat dan Budaya Lampung.(rls/Mcr*)

Editor : Evi