Tanggamus (Duta Lampung Online)-Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani,SE.MM menegaskan, menjaga harmonisasi persatuan, kesatuan, kekompakan, dan kesolidan di tengah tengah peradaban yang ada, adalah suatu hal yang harus kita junjung dan kita jaga bersama sama. Penegasan Bupati itu disampaikan saat membuka Festival Kuda Lumping serangkaian kegiatan Festival Teluk Semaka, yang dipusatkan di Rest Area Kecamatan Gisting, Rabu (18/9/2019).
Dikatakan, Seni budaya adalah sesuatu yang sifatnya universal, yang mana dapat dilakukan dan dinikmati oleh suku bangsa manapun.
“Seperti pada kegiatan festival Kuda Lumping yang sedang kita laksakan hari ini. Kegiatan kuda lumping selain kita tampilkan dan dilombakan, kegiatan ini juga bisa dinikmati oleh masyarakat manapun walaupun itu masyarakat yang berasal bukan dari suku jawa dan begitu juga pula sebaliknya”,ujarnya.
Karena menurutnya, peradaban suku bangsa yang ada di Kabupaten Tanggamus beraneka ragam.
“Ada jawa, lampung, sunda, Padang, semendo dan lainnya dari penjuru indonesia yang mana kesenian- kesenian itu, harus kita jaga dan terus dilestarikan sebagai ciri khas bangsa kita. Jangan sampai kesenian dan budaya kita ini, suatu saat di miliki dan diakui oleh bangsa yang lain,” terang Bupati.
Dalam laporan Kepala Dinas, Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tanggamus Hj.Retno Noviana Damayanti menyampaikan, kegiatan festival Kuda Lumping ini digelar selama dua hari. Dari tanggal 19 sampai dengan tanggal 20 September 2019, dan diikuti oleh 24 peserta dari 11 kecamatan yang ada di kabupaten Tanggamus.
Menurut Retno, di Kabupaten Tanggamus yang sudah mempunyai Paguyuban kuda lumping, sebanyak 110 kelompok, dan yang mengikuti festival ini sudah mewakili dari 110 kelompok tersebut.
“Karena keterbatasan waktu pihak panitia hanya dapat menerima 24 kelompok kuda lumping yang bisa di ikut sertakan dalam festival ini,” pungkas Retno.