Pati, (Duta Lampung Online) – Meredanya Pandemi Covid -19 yang telah banyak memakan korban, dan dengan kelonggaran aturan yang mulai dilakukan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat, dengan dibukanya kran kebebasan, diperbolehkannya mengadakan pagelaran pagelaran, pentas seni. Hal ini membuat kegembiraan masyarakat. (18/6/2022)
Kegembiraan ini bisa kita lihat dengan banyaknya seni tradisional dan modern yang saat ini terlihat mengisi acara acara hiburan sebagai pelengkap atau pendukung hajat perorangan ataupun hajat sebuah desa.
Seperti saat ini, banyaknya pagelaran seni tradisional maupun modern yang sudah mulai beraktifitas di daerah daerah khususnya Pati.
Saat ini tepatnya di Desa Tamansari, Kecamatan Tlogowungu mengadakan pagelaran seni wayang kulit dengan dalang Budiyono SSn, sebagai pelengkap hajat desa atau yang sering diaebut Sedekah Bumi.
Acara adat ini dipimpin langsung oleh Seorang pejabat Desa Tamansari yang sering dipanggil warga dengan sebutan Mbah Modin Nur Sahid.
Merangkum sejarah Sedekah Bumi, atau Nyadran, atau sebutan lain “Manganan” atau Dekabumi merupakan wujud ungkapan rasa syukur masyarakat Tradisi terhadap Tuhan Yang Maha Esa , setelah menerima hasil bumi yang melimpah.
Tradisi ini sudah berlangsung secara turun menurun dari nenek moyang. Selain itu Sedekah Bumi juga bertujuan meneruskan atau melestarikan Budaya Jawa. Di Desa Tamansari setiap tahunnya pasti mengadakan kegiatan tradisional ini, dengan hiburan wayang kulit siang dan malam.
Melalui tradisi ini warga berharap agar diberi banyak limpahan rezeki dan dijauhkan dari segala bahaya oleh Yang Maha Kuasa. Sedekah Bumi juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan antar warga.
Suwoto seorang warga Desa Tamansari mengatakan, “Senang dengan adanya diperbolehkannya gelar seni Untuk mengisi kegiatan hiburan lagi, sebagai pelengkap setiap hajat, seperti tahun tahun tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Pagelaran wayang kulit, “Wacucal Sedinten sedalu natas” ditempatkan di Punden dukuh Karangnongko, Desa Tamansari dan dilakonkan oleh Dalang Budiyono (18/6/22). (Sholihul)