NULIS UNTUK-perusahaan atau instansi lainnya? (Why not?), bukan takut karena dikejar deadline. Tapi kesediaan mereka untuk nerima penulis amatir kaya ane yang sejujurnya belum pernah ada karyanya yang dimuat penerbit sekelas jebolan novel best seller, de el el (haha).
Pekerjaan untuk penulis yang sekaligus hobi backpackeran rasanya cocok banget di Lampung. Kenapa enggak coba? Lampung ini indah yai. Banyak tempat yang rasanya perlu dituangin dalam bentuk karya nyata, bukan cuma ‘katanya’.
Masih banyak banget daerah di Lampung yang mungkin belum ‘tersentuh’ media, bahkan manusia dan perlu ada yang menceritakan dengan tulisan-tulisan.
Seandainya ini ada, bukan mustahil lagi destinasi wisata di Lampung bisa lebih dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Oke deh, dari sini juga udah keliatan gimana banyaknya keuntungan yang penduduk Lampung dapetin. Bukan nggak mungkin Lampung bisa jadi ‘Bali’ keduanya Indonesia dan segala aspek kehidupan di Lampung pastilah naik derajat.
Percaya? Pastilah, percaya aja sama seorang penulis yang mampu ‘mengajak’ kita keliling Lampung lewat tulisannya. Kita juga jadi punya bacaan yang lebih fresh, edukatif, dan yah menarik minat wisatawan buat dateng ke sini. Karena setiap kali ane ke toko buku yang jadi best seller pasti novel cinta, bukan novel tentang backpacker khususnya backpacker Lampung loh ya.
Kalopun ada wadah yang bisa mengeksplore rasanya belum cukup kalo cuma lewat instagram (biar kekinian) yang kadang nggak kasih tau secara detail suatu kawasan itu. Yang ada malah muncul spekulasi macem-macem dari orang yang ntah tau apa enggak tuh seluk beluk tempatnya (haha).
Terakhir, permasalahan yang timbul dan yang sebenernya jadi indeks tulisan panjang ini, ada enggak ya perusahaan yang mau ngutus penulis untuk jadi travel writternya Lampung? Kalo ada boleh ikutan gak nih?(hahaha) ~sekedar tulisan dan curahan aja.
Colek om Nurullah Duta yok om liput wisata di Lampung biar makin jos. (*).