Lampungtengah ( Duta Lampung Online)-Turiah (43) warga Dusun I, Kampung Sidodadi, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampungtengah, geger warga setempat. Pasalnya, ibu delapan anak ini seketika hanya mengalami hamil sekitar empat jam dan langsung melahirkan bayi seberat 2,4 kg. Pristiwa langka ini terjadi pada (17/12/ 2016) lalu.
Fenomena ini menjadi perbincangan ramai dimasyarakat, tidak hanya itu saja hampir setiap hari Turiah menerima tamu dari masyarakat luar daerah.
“Hampir setiap hari saya menerima tamu. Hanya ingin melihat anak saya,” ujar Turiah, seperti dilansir dari akun faceebook, TAzhari Giza pada, Selasa(10/01/2017).
Sebelumnya Turiah dan keluarga sempat mendapatkan firasat aneh sebelum terjadi hal itu. Menurut Sang Suami Samsul Komar (52), menyebutkan istrinya sempat mimpi diberi berlian oleh nenek tua sebanyak tiga kali.
Mimpinya itu kembali lagi pada senin 17 desember 2016 lalu. Saat itu kata dia, Turiah sempat tidur pukul 20.00 WIB. Ditengah waktu tidur ia mimpi lagi diberi berlian oleh nenek-nenek tersebut. Tidak lama kemudian Turiah diperintah menelannya.
“Saat itu istri saya tidur. Tau-tau seperti mengigau dan mencekik lehernya sendiri. Badannya kaku dan tidak sadarkan diri, saat itu tangan yang memegang lehernya sudah terlepas. Tiba-tiba perut istri saya membesar kayak balon di tiup dan kejadian sekitar jam 11.00 WIB malam. Langsung saya bawa ke rumah sakit yang ada di Kairejo,”ujar suami Turiah.
Dikesempatan yang sama, Giono Suami Turiah mengaku, awalnya kena angin duduk kalau sebab jika orang kampung biasanya kejadian seperti itu terkena angin duduk dan tradisi yang dilakukan yakni, memotong ayam lalu di tempelkan di dada atau di perutnya.
“Tapi tidak ada reaksinya, selanjutnya kami mendapatkan kabar lagi ibu turiah sudah melahirkan. Jadi hamilnya hanya empat jam dan langsung melahirkan,”ujar Giono.
Giono menceritakan sejak kejadian tersebut, hampir setiap hari ini banyak orang dari luar kota datang kerumahnya hanya ingin melihat Ainun Nabila yang hanya empat jam didalam perut dan langsung melahirkan. (*)
