380 SD di Tanggamus Mengikuti ANBK Tahun 2021, Pesertanya Guru dan Siswa

0
54

Tanggamus ( Duta Lampung Online ) Sebanyak 380 sekolah tingkat SD di Tanggamus mengikuti Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021. Pesertanya para guru dan siswa kelas V.

Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Tanggamus Agoeng Basori mengatakan,  ANBK tahun 2021 dilaksankan dua hari mulai Senin (15/11) lalu.

“Ini baru gelombang pertama dari empat gelombang. Pelaksanaanya online dan semi online. Pelaksanaan di Tanggamus berjalan lancar tanpa ada suatu kendala,” ujar Basori, Kamis (18/11/2021).

Dirinya menjelaskan, ANBK dibagi dalam dua kelompok yaitu mandiri dan menumpang. Untuk mandiri terbagi lagi online dan semi online.

Begitu juga untuk yang menumpang ada menumpang online dan menumpang semi online. Semua tergantung sarana di sekolah masing-masing.

“Bagi sekolah yang belum siap sarana prasarananya maka bisa menumpang pada sekolah yang sudah ada sarana dan prasarana pendukungnya,” kata Basori.

Sekolah ANBK mandiri online ada 46 sekolah, mandiri semi online 12 sekolah. Kalau menumpang online ada 141 sekolah dan menumpang semi online ada 181 sekolah

Lalu, sarana dan prasarana tersebut berupa laptop atau komputer dan ketersediaan jaringan internet.

“Itulah mengapa ada pengelompokan online, semi online, lalu menumpang online dan menumpang semi online,” ujar Basori.

Lebih lanjut dikatakannya, ANBK tersebut bukan ujian melainkan survei. Untuk siswa, dilihat bagaimana kondisi literasi dan nomerasi.

Tiap siswa wajib menjawab 50 pertanyaan pilihan ganda. Untuk literasi bertujuan mengetahui kemampuan membaca, dan nomerasi kemampuan matematikanya.

ANBK diikuti pelajar kelas V SD, itu pun tidak semua siswa. Maksimal hanya 30 pelajar dalam satu sekolah dan yang ikut ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Sedangkan untuk guru dan kepala sekolah survei lingkungan pada sekolah tersebut. Itu diikuti seluruh guru yang jadwalnya berbeda dengan siswanya.

“Tujuan ANBK untuk mengetahui kemampuan siswa. Tentu setiap daerah berbeda-beda kemampuan siswanya.”

“Ini jadi bahan pemerintah dalam membuat kebijakan di tahun berikutnya,” terang Basori.